Kredit Foto: PosIND
Prinsip ESG dibuktikan Pos Indonesia melalui launching Program PosIND Goes Green pada 28 Mei 2024 lalu. Ia mengakui, dalam menjalankan bisnisnya, PosIND mengandalkan moda transportasi yang saat ini masih menggunakan BBM. Bahan bakar tersebut menyebabkan polusi udara yang ditimbulkan oleh gas buang CO2. Oleh karenanya, Pos Indonesia berkomitmen mengurangi gas buang CO2 melalui penggunaan kendaraan listrik.
Kemudian pengolahan curah hujan untuk kebutuhan toilet di kantor Pos di seluruh Indonesia. Konsep ini menekankan manfaat lingkungan dan upaya konservasi air. Kemudian penggunaan solar cell di gedung-gedung Pos Indonesia.
Baca Juga: PLN dan ESDM 'Goes to School': Konversi Motor BBM ke Motor Listrik untuk Transisi Energi
Pada surat menyurat, dilakukan secara digitalisasi untuk meminimalkan penggunaan kertas dan perlengkapan kantor lainnya dengan mengadopsi sistem surat menyurat digital.
PosIND juga menggunakan tempat kerja dengan pola coworking space. Konsep ini dirancang untuk mendorong kolaborasi dan penggunaan ruang kantor yang efisien. Soroti manfaat dari lingkungan kerja yang fleksibel ini, termasuk kebutuhan ruang kantor fisik yang berkurang dan pemanfaatan sumber daya yang lebih baik. Terakhir, penggunaan resi transaksi tanpa kertas di loket pelayanan.
“Dalam pelaksanaan program CSR, PT Pos sudah mengadopsi ISO 26000 SR dan regulasi yang ada. Beberapa ketentuan terkait ISO 26000 yang diimplementasikan antara lain terkait hak asasi manusia,” ujarnya
Pos Indonesia membuka lowongan kerja (loker) untuk penyandang disabilitas melalui program Rekrutmen Bersama BUMN tahun 2022. Ini juga sebagai bentuk pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 Pasal 14 tentang Penyandang Cacat.
Sedangkan untuk adopsi CSR terkait Keterlibatan dan Pengembangan Komunitas, PT Pos Indonesia sudah melakukan digitalisasi pasar melalui PosPay. Dalam digitalisasi pasar Ini, PT Pos menyediakan QRIS bagi para pedagang pasar tradisional di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Anas Urbaningrum Desak Kajian Ulang Tapera, Sebut Penolakan Buruh dan Pengusaha
"Sampai saat ini, lebih dari 343 pasar di seluruh Indonesia yang sudah terdigitalisasi. Digitalisasi pasar ini juga menyediakan bantuan pelatihan untuk usaha mikro dan kecil, bantuan alat produksi, gerobak, pelatihan, dan lainnya,"pungkasnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement