Jokowi Resmikan SPALDT Kota Pekanbaru yang Dibangun oleh PTPP yang Memiliki Teknologi Ramah Lingkungan
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaksanakan peresmian Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Acara peresmian tersebut dihadiri dan diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo yang ditandai secara simbolis dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara peresmian tersebut yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Pj. Gubernur Riau S.F. Hariyanto, Pj. Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa, ADB Country Director Jiro Tominaga, Direktur Utama PTPP Novel Arsyad, Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi, dan Direktur Utama PT Wijaya Karya Agung Budi Waskito.
Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa hari ini masyarakat kota Pekanbaru memiliki sistem pengelolaan air limbah terpusat untuk menjaga kualitas air tanah, menjaga kualitas air baku yang dimiliki. Sistem pengelolaan air limbah ini sudah dimulai pada tahun 2020.
“Saya minta agar Infrastruktur pengelolaan air limbah ini betul-betul dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas layanan air di kota pekanbaru dan lingkungan kita agar tetap bersih dan sehat,” ucap Presiden.
Novel menuturkan bila PTPP bangga dapat menuntaskan pembangunan SPALDT di Kota Pekanbaru yang dimana dapat menambah kompetensi PTPP dalam bidang pengelolaan air limbah.
“Sebelumnya PTPP memiliki proyek serupa yaitu SPALDT Palembang dan SPALDT Makassar yang sudah diresmikan oleh Presiden RI, serta IPAL KIT Batang yang merupakan Proyek Strategis Nasional,” ucap Novel. Adapun, ruang lingkup proyek PTPP pada SPALDT kota Pekanbaru meliputi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) berkapasitas 8.100 m3/dengan luas lahan 1,57 ha dengan nilai kontrak senilai Rp 193,5 Miliar dengan jenis pendanaan berasal dari Asian Development Bank (ADB).
Baca Juga: PTPP Rampungkan Proyek Pelabuhan untuk Hilirisasi Nickel di Indonesia dalam Waktu 15 Bulan
IPALD berkapasitas 8.100 m3/dengan luas lahan 1,57 ha. Pembangunan IPALD ini menggunakan Teknologi Fixedbed Biofilm Activated Sludge (FBAS) yang ramah lingkungan, dapat menghemat jejak karbon yang berasal dari hingga 30% penghematan dalam pemakaian listrik dan jumlah lumpur yang dihasilkan, serta 50-60% lebih hemat lahan dan tidak berbau sehingga bisa ditempatkan dimana saja serta biaya pembangunan yang lebih rendah.
Tentunya Proyek ini selaras dengan Strategi Pemerintah Indonesia untuk dapat Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta dalam menjaga keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement