Jaga Pertumbuhan Transaksi, OCBC Terus Perkuat Digitalisasi

Warta Ekonomi, Jakarta -

Personal Banking Development Head PT OCBC NISP Tbk, Welliana menuturkan, pihaknya terus mendorong proses digitalisasi. Dia menyebut, digitalisasi menjadi salah satu fokus strategis yang tengah dijalankan OCBC.

Sebagaimana diketahui, OCBC mencatat kinerja baik di segmen digital pada kuartal I-2024 dengan mencatat pertumbuhan jumlah transaksi melalui e-channel sebesar 58% secara tahunan (year-on-year/yoy). Di sisi lain, OCBC juga mencatat pengguna aktif mobile bank OCBC yang tumbuh 28% yoy.

Baca Juga: Sukses Tingkatkan Pengalaman Nasabah Melalui Data, Cloudera dan OCBC Diganjar Penghargaan dari The Asian Banker

“Ya jadi memang sudah menjadi fokus strategis bank,” kata Welli di Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Dengan fitur yang lengkap, tutur Welli, para nasabah diberi kemudahan untuk memenuhi kebutuhan banking secara self service hingga merancang fitur keuangan dengan skema life goals.

“Bisa dilihat dari perkembangan aplikasi mobile banking kita yang cukup lengkap, jadi aplikasi mobile banking kita itu di-create untuk memberikan kemudahan bagi nasabah,” jelasnya.

Lebih jauh, Welli menyebut, mobile banking OCBC juga menyediakan informasi berbagai produk hingga layanan konsultasi finansial secara virtual.

“Nasabah kalau mau pertanyaan tentang produk-produk perbankan kita atau tentang layanan kita, itu sudah ada live chat dengan financial advisor kita secara virtual,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, OCBC membukukan laba bersih di kuartal I/2024 sebesar Rp1,17 triliun atau naik 13% jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp1,03 triliun.

Adapun total aset OCBC di kuartal I/2024 tumbuh 5% yoy menjadi Rp252,4 triliun. Sementara laba sebelum pajak OCBC meningkat 13% yoy menjadi Rp1,48 triliun, dengan Return on Equity (ROE) meningkat menjadi 13%. 

Baca Juga: OCBC Bakal Hadirkan David Foster hingga Jessie J di Gelaran Premium Music Experience 2024

Selain itu, kondisi likuiditas OCBC juga tercatat sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 228,3%, di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).