Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AI Generatif Dinilai Mampu Tingkatkan Ekonomi Asia Pasifik hingga US$4,5 Triliun

AI Generatif Dinilai Mampu Tingkatkan Ekonomi Asia Pasifik hingga US$4,5 Triliun Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laporan Accenture mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan (AI) generatif memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilai ekonomi di Asia Pasifik. Dengan adopsi yang bertanggung jawab dan berskala besar, teknologi ini dapat menambah nilai ekonomi hingga US$4,5 triliun, setara dengan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan sebesar 0,7 persen selama 15 tahun ke depan.

CEO Growth Markets Accenture, Leo Framil menekankan bahwa AI generatif merupakan peluang untuk menciptakan nilai tambah bagi bisnis dan masyarakat.

Baca Juga: Indonesia Technology Investment Summit 2024 Kaji Kecerdasan Buatan

"AI generatif telah mempercepat laju revolusi bisnis berbasis data. Namun, para pemimpin bisnis perlu melihat AI sebagai peluang untuk menciptakan nilai tambah, bukan hanya sebagai alat efisiensi biaya," ujarnya dilansir dari keterangan tertulis yang diterima Kamis (6/6/2024).

Studi ini mencakup analisis ekonomi dari empat negara dengan perekonomian terbesar di Asia Pasifik, yaitu Australia, Tiongkok, India, dan Jepang. Pihaknya menemukan sebanyak 33% waktu kerja karyawan di Asia Pasifik akan dioptimalkan oleh AI generatif, meningkatkan produktivitas secara signifikan. Dampak terbesar akan dirasakan di Australia (45%) dan Jepang (44%), diikuti oleh Tiongkok (33%) dan India (31%).

Di sisi lain, 96% pemimpin bisnis mengakui dampak signifikan dari AI generatif. Meski begitu, hanya 4% yang telah mengadakan pelatihan AI generatif secara besar-besaran, meskipun 91% pekerja menunjukkan minat untuk memperoleh keterampilan baru terkait AI generatif.

Selain itu, 89% perusahaan berencana meningkatkan investasi dalam teknologi AI generatif pada tahun ini. Namun, hanya 35% yang memprioritaskan pengembangan tenaga kerja mereka.

Sektor pasar modal juga akan mengalami penggantian manusia oleh AI generatif hingga 71% jam kerja, diikuti oleh sektor perangkat lunak dan platform (66%), perbankan (64%), asuransi (62%), dan ritel (49%).

Potensi Besar untuk Asia Pasifik

Asia Pasifik, sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global dan rumah bagi lebih dari 50% populasi dunia, memiliki peluang besar untuk mengadopsi AI secara bertanggung jawab dan human-centric. Hal ini dapat mendorong produktivitas dan pertumbuhan berkelanjutan. Untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi AI generatif, Accenture merekomendasikan beberapa langkah berikut:

  • Memimpin dengan Cara Baru: Para pemimpin harus terlibat secara aktif dan mengganti pola pikir lama untuk mempelajari teknologi baru.
  • Mengganti Cara Kerja: Dengan meninjau kembali cara bekerja, para pemimpin bisnis dapat memahami bagaimana AI generatif dapat memberikan kontribusi maksimal.
  • Membentuk Kembali Tenaga Kerja: Perusahaan perlu memprioritaskan pengembangan SDM secara berkesinambungan. Alat seperti pemetaan keterampilan dapat membantu transisi ke peran yang lebih efektif.
  • Mempersiapkan Pekerja: Selain keterampilan teknis, perusahaan perlu meningkatkan soft skill pekerja untuk berkolaborasi dengan mesin. Model 'teach to learn' bisa diterapkan untuk membekali pekerja agar dapat mengajari mesin.

Baca Juga: Ikut Dongkrak Ekonomi, Privy Fasilitasi Kerja Sama Ekspor Indonesia ke Australia

Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, AI generatif dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan inovasi di Asia Pasifik. Namun, keberhasilan ini sangat bergantung pada investasi yang memadai dalam pengembangan tenaga kerja dan adopsi teknologi yang bertanggung jawab.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: