Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyebab Terhambatnya Pertumbuhan Reksa Dana Saham di Indonesia

Penyebab Terhambatnya Pertumbuhan Reksa Dana Saham di Indonesia Ilustrasi investasi. | Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K

Pada saat yang sama, adanya instrumen berbasis utang yang memiliki imbal hasil yang lebih pasti, seperti SRBI, juga memicu terjadinya crowding-out effect dari pasar saham.

Kedua, adanya isu keterbatasan likuiditas ini juga menghambat rotasi sektor berjalan dengan baik. Semestinya, arus dana akan berotasi pada sektor-sektor dengan fundamental baik dan valuasi menarik, dan proses ini akan berjalan terus menerus.

Dengan likuiditas yang terbatas, proses ini tidak berjalan dan menyebabkan sektor berkapitalisasi pasar besar saja, terutama perbankan, yang menjadi sasaran arus likuiditas secara sehat.

Hal ini tercermin dari ukuran “market breadth” yang menunjukkan bagaimana sebaran kinerja saham dalam suatu indeks.

Per awal Mei, dengan market breadth sebesar 18%, indeks saham Indonesia terhitung relatif sempit dan tertinggal dibandingkan indeks saham regional lain di Asia Pasifik, seperti indeks saham Filipina yang memiliki market breadth sebesar 21%, Hong Kong 27%, Singapura 29%, Taiwan 52% dan Tiongkok sebesar 55% (Goldman Sachs). 

Ketiga, dari sudut pandang makro, kinerja perekonomian Indonesia terhitung cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil di kisaran 5%. Namun, kondisi ini mencerminkan kinerja yang mengarah ke stability over growth.

Situasi ini tidak sepenuhnya sejalan dengan persepsi investor saham yang cenderung mencari pertumbuhan ketimbang stabilitas, yang terefleksi pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan laba emiten (EPS growth).

Ketiadaan percepatan pertumbuhan pada akhirnya terefleksi pada kinerja indeks saham (dalam hal ini IHSG) yang hanya tumbuh sekitar 3% secara rata-rata tahunan dalam 10 tahun terakhir.

Berhubungan dengan poin sebelumnya, selain aspek makro dan pasar keuangan secara umum, terdapat beberapa isu dari perspektif investor, terutama investor retail.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: