Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyebab Terhambatnya Pertumbuhan Reksa Dana Saham di Indonesia

Penyebab Terhambatnya Pertumbuhan Reksa Dana Saham di Indonesia Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K

Isu keempat adalah adanya potensi kurangnya transparansi portofolio. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1 7 / POJK.04 / 2022 Tentang Pendoman Perilaku Manajer Investasi membuat investor hanya bisa mengetahui 10 portofolio investasi terbesar dari sebuah produk reksa dana saham.

Sehingga, investor tidak dapat mengetahui keseluruhan kinerja dan strategi reksa dana saham yang dimiliki. Hal ini juga menimbulkan asymmetric information dan tidak simetrisnya asesmen risiko oleh investor.

Kelima, reksa dana saham memiliki waktu pembelian kembali atau lebih dikenal sebagai redemption (pencairan dana) yang relatif lebih lama ketimbang instrumen lain.

Reksa dana saham sering kali memerlukan waktu pencairan dana selama 3 hingga 7 hari kerja, sehingga tidak memberikan kepastian kapan dana dapat diterima oleh investor. Hal ini menjadi isu bagi para investor retail yang membutuhkan akses cepat pada uang dari reksa dana saham.

Sebagai perbandingan, pencairan dana saham hanya memakan dua hari kerja, dan reksa dana ETF (Exchange-Traded Fund) pun hanya dua hari setelah transaksi dilakukan.

Keenam, harga dan transaksi reksa dana saham tidak terjadi secara real-time. Harga reksa dana saham biasanya diperbaharui pada waktu akhir hari bursa, sebagaimana diatur dalam pasal mengenai “Harga Pembelian Unit Penyertaan”.

Secara detil, transaksi reksa dana saham diproses berdasarkan Nilai Aktiva Bersih yang dihitung pada akhir hari, sehingga dapat menimbulkan perbedaan antara harga eksekusi yang diinginkan dan harga eksekusi aktual. Dampaknya, investor tidak dapat bereaksi secara instan terhadap perubahan pasar.

Secara keseluruhan, reksa dana, termasuk reksa dana saham, memiliki potensi berkembang yang cukup luas di Indonesia dan dapat mengakselerasi pendalaman pasar keuangan.

Namun, perkembangan instrumen ini akan bergantung pada appetite investor. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah reksa dana maupun reksa dana saham saat ini berada dalam kondisi ideal untuk menarik investor dan mendorong pendalaman pasar keuangan? Karena secara umum investor menimbang dalam konteks relatif dan akan memilih pasar yang lebih likuid, lebih ramah investor, dan lebih menjanjikan.

Kedepannya, pasar keuangan di Indonesia perlu menyelesaikan beberapa isu tersebut agar secara relatif lebih menarik ketimbang pasar keuangan dan instrumen investasi yang ada di negara atau pasar lain.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: