- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Fundamental BBNI Dinilai Solid Berkat Kualitas Kredit dan Kekuatan Modal

Kualitas kredit yang terus membaik serta permodalan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang kuat menjadi salah satu keunggulan bank KBMI-IV untuk mencapai aspirasi profitabilitas return on equity (ROE) hingga level 20% pada 2028 mendatang serta keunggulan dalam menghadapi berbagai tantangan dan risiko perekonomian yang ada.
Sebagai bagian dari strategi transformasi, Manajemen BBNI berkomitmen tinggi untuk terus membangun portofolio kredit yang sehat melalui manajemen risiko yang prudent.
Kualitas kredit yang konsisten membaik ditunjukkan dari proporsi kredit Non-Performing Loan (NPL) dan kredit bermasalah (Loan at Risk) terhadap total kredit yang disalurkan BNI menurun dari waktu ke waktu. Rasio NPL gross pada akhir kuartal I-2024 turun ke level 2,0%, jauh lebih rendah daripada kuartal I-2023 yang tercatat 2,8%. Berikutnya, rasio Loan at Risk turun ke level 13,3% dari tahun sebelumnya pada level 16,3%.
Perbaikan kualitas kredit yang konsisten ini juga disertai dengan rasio pencadangan yang sangat memadai dimana NPL Coverage ratio mencapai 330.2% dan LaR Coverage ratio 50.4% pada kuartal I-2024.
Baca Juga: Analis Beri Rekomendasikan Buy untuk Saham BBNI, Ini Alasannya!
Dengan kondisi kualitas kredit yang baik disertai dengan rasio pencadangan yang sangat mencukupi ini berdampak pada rasio pembentukan biaya pembentukan pencadangan kerugian kredit atau cost of credit BNI yang efisien. Untuk diketahui, cost of credit merupakan besaran beban provisi terhadap total portofolio kredit yang diberikan perbankan. Pada kuartal I-2024, BBNI mencatatkan cost of credit sebesar 1.0%, dimana dibawah aspirasi yang ditetapkan manajemen di level ≤ 1,4% untuk tahun 2024 ini.
“Manajemen menyampaikan aspirasi cost of credit FY 2024 yaitu di level ≤ 1,4% dapat dicapai melihat trend konsistensi perbaikan kualitas aset BNI akan berkelanjutan hingga akhir tahun.” Kata Handy Noverdianus analis perbankan CGS International dalam laporan risetnya.
CGS-International memproyeksi NPL BBNI di 2024 setidaknya ada di angka 2,0% dengan pertumbuhan kredit sebesar 9,7% year on year. Angka proyeksi CGS-International tersebut sejalan dengan aspirasi manajemen untuk pertumbuhan kredit 9-11% tahun ini. CGS juga memproyeksikan cost of credit BBNI akan berada di angka 1,05%. Angka proyeksi cost of credit tersebut mengimplikasikan penurunan sebesar 28 basis poin (bps) dari realisasi 2023. Hal ini menunjukkan optimisme sekuritas asing tersebut terhadap kemampuan BBNI untuk menjaga portofolio kreditnya.
Baca Juga: Bidik Segmen Milenial dan Gen Z, BNI Perkenalkan Kartu Kredit BNI Titanium
CGS-International memproyeksi laba bersih BBNI di tahun 2024 mencapai Rp24,6 triliun atau tumbuh dobel digit sebesar 17,5% year-on-year (yoy) dibandingkan tahun 2023. Beberapa faktor lain yang diperkirakan menjadi pendorong kenaikan laba bersih tersebut selain kualitas kredit yang terjaga adalah akselerasi ekspansi kredit hingga akhir tahun 2024 pada segmen berisiko rendah, serta peningkatan fee based income dari berbagai layanan transaksi nasabah untuk mendukung pencapaian profitabilitas.
Selain kualitas kredit yang menjadi fokus, kekuatan modal perbankan juga menjadi aspek lain yang diperhitungkan di tahun ini. Capital Adequacy Ratio (CAR) diperkirakan untuk tahun 2024 akan tetap di atas 20%. Secara keseluruhan, CGS-International memberikan rekomendasi ADD atau setara dengan buy dengan mematok target price untuk 12 bulan ke depan di Rp 6.750/saham atau menunjukkan adanya potensi upside hingga 44% dari harga penutupan terakhir di Rp 4.400/saham.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement