Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analis Apresiasi Tim Prabowo dan Sri Mulyani Soal Komitmen Defisit di Bawah 3%, Tekanan Pasar Mereda

Analis Apresiasi Tim Prabowo dan Sri Mulyani Soal Komitmen Defisit di Bawah 3%, Tekanan Pasar Mereda Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Senior Analyst Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengapresiasi langkah tim ekonomi Prabowo dan Sri Mulyani yang kompak menyatakan berkomitmen terhadap target defisit anggaran di bawah 3% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sejak pernyataan ini, tercatat rupiah sebelumnya menyentuh level terkuat di Rp16.427/US$ akhirnya berbalik turun tipis ke Rp16.433/US$. Dan posisi rupiah lebih kuat dibanding level penutupan pasar spot di akhir pekan lalu di Rp16.450/US$.

Kemudian, IHSG pada pukul 9.08 WIB berada di zona hijau dengan kenaikan 23,88 poin atau setara dengan 0,35% ke level 6.903. Setelah pernyataan tersebut, terpantau masih bergerak menguat ke 6.907.

"Ini harus diapresiasi karena ada komitmen mitigasi yang dilakukan Ibu Sri Mulyani maupun tim Pak Prabowo untuk menjaga defisit 3% dari PDB," kata Nafan kepada wartawan, Senin, (24/6).

Lebih lanjut, ia mengatakan adanya tim ekonomi yang disiapkan Prabowo ini sudah tepat karena kalau tidak ditangani oleh tim ekonomi yang benar-benar efektif, maka nanti defisit ekonominya akan semakin melebar. 

"Karena ke depan program pembangunan Presiden Prabowo pun harus dilaksanakan. Misalnya mengenaik makan siang gratis, atau ada utang jatuh tempo yang memang harus dibayar. Misalnya dari era Pak Jokowi. Karena memang ini harus dilunasi kewajibannya," kata Nafan. 

Baca Juga: Chatib Basri Apresiasi Kejelasan Tim Prabowo dan Sri Mulyani Soal Komitmen Defisit Fiskal di Bawah 3%

Ia berharap sentimen positif ini terus berlanjut, di mana di sisi lain Bank Indonesia selaku otoritas moneter terus melakukan intervensi.

"BI juga menyampaikan bahwa rupiah bisa di bawah 16 ribu di tahun 2024 dan optimis perekonomian kita bisa 4,7-5,5%. Statement ini positif dan patut di apresiasi. Ini menandakan satu bentuk soliditas, pemerintah terhadap pasar dan akan memberikan efek positif capital inflow yang mengalir di indonesia," katanya.

Ia pun menyakini ke depan akan ada confidence building yaitu para pelaku investor untuk tetap berinvestasi di Indonesia.

"BI juga berkomitmen lakukan triple intervention dan sekaligus juga terus meningkatkan performa untuk penerbitan agar bisa terserap ke pasar. Ini baik SRBI, SVBI di mana tingkat kepemilikan investor untuk instrumen ini akan meningkat," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: