Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berhasil Akuisisi Perusahaan Australia, Pyridam Farma Makin Optimis ‘Melangkah’ di Tahun 2024

Berhasil Akuisisi Perusahaan Australia, Pyridam Farma Makin Optimis ‘Melangkah’ di Tahun 2024 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Belum lama ini, PT Pyridam Farma Tbk dengan kode emiten PYFA berhasil mengakuisisi Probiotec Limited, perusahaan farmasi asal Australia yang telah bermitra dengan perusahaan global seperti Johnson & Johnson, Pfizer, iNova, Blackmores, dan lain sebagainya. Resmi bergabung pada 18 Juni 2024 lalu, nilai akuisisi dari aksi perusahaan tersebut ditaksir mencapai Rp2,75 triliun.

dr. Widjanarko Brotosaputro selaku Corporate Strategic Development Officer Pyridam Farma menerangkan, akuisisi Probiotec akan membuka jalan PYFA untuk makin go international. Sebagai perusahaan tbk Indonesia pertama yang berhasil melakukan akuisisi perusahaan asing, PYFA berharap dapat menguatkan posisi Indonesia dengan melakukan tech transfer.

Goal terbesar dari akusisi perusahaan Australia, Probiotec Limited, adalah terjadinya tech transfer. Potensi kerja sama antara mitra Probiotec dengan Indonesia akan terbuka lebar. Dari kerja sama B2B (business-to-business) bisa menjadi G2G (government-to-government),” ucap dr. dr. Widjanarko yang akrab disapa Paulus tersebut dalam Media Gathering di Jakarta, Senin (24/6/2024).

Baca Juga: Qlab Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Terpilih Jadi Pilot Project Uji Profisiensi

Dengan bergabungnya Probiotec, PYFA akan melakukan berbagai strategi bisnis di tahun ini, meliputi penguatan portofolio produk; ekspansi pasar; inovasi dan pengembangan produk; serta penguatan sumber daya. Secara khusus, Paulus menyebut akan melakukan ekspansi ke pasar Asia, terutama China, dan Asia Tenggara.

“Selama ini, kami sudah melakukan ekspor, termasuk Filipina, Hong Kong, Timor Leste, dan Singapura, juga ada ke Australia, tetapi masih dalam skala kecil. Kami ingin berekspansi ke Asia dan Asia Tenggara. Itu adalah market yang cukup besar, apalagi China,” terangnya.

Meski begitu, Paulus belum dapat memberikan kepastian kapan ekspansi ke pasar Asia terjadi. Menurutnya, salah satu tantangan terbesar dalam memasuki pasar ekspor adalah regulasi yang ketat dan berbeda dari berbagai negara. Tech transfer yang terjadi dari akuisisi Probiotec diharapkan mempercepat hal tersebut.

Menyoroti adanya tekanan pada industri farmasi di kuartal pertama tahun ini, Paulus tetap optimis untuk kinerja PYFA di akhir tahun nanti. Dengan keberhasilan akusisi Probiotec, bersama dengan Holi Pharma dan  Ethica Industri Farmasi yang telah lebih dulu diakuisisi, PYFA membidik pendapatan sebesar Rp2,28 triliun hingga akhir 2024, naik dari pendapatan 2023 sebesar Rp702 miliar. Sementara itu, PYFA membukukan rugi bersih sebesar Rp45,31 miliar pada kuartal pertama tahun ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: