Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dakwah di Era Digital Teknologi 4.0

Dakwah di Era Digital Teknologi 4.0 Kredit Foto: Andi Aliev
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan kegiatan chip-in mengenai penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Jawa Tengah dengan tema "Pemanfaatan Teknologi 4.0 Dalam Kegiatan Dakwah" pada Selasa(2/7/2024). 

Kali ini hadir pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2024 yang ahli di bidangnya untuk berbagai bidang antara Guru Besar Bidang Ilmu Studi Islam UIN Salatiga Muhammad Irfan Helmy, Influencer Dakwah Abu Bakar Syekh Assegaf, Relawan TIK Indonesia Mufid Masruhan, Dosen Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Anang Masduki, dan Digital Campaign Specialist & Relawan TIK Semarang Afif Mas'udi Ihwan.  

Survei terbaru dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia. 

Sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.

Masruhan menyampaikan bahwa dakwah digital dapat menjadi metode penyebaran ajaran agama Islam melalui media digital seperti media sosial, situs web, aplikasi, dan platform streaming lainnya.

"Langkah-langkah untuk memulai dakwah digital pertama mengenali target audiens, membuat konten yang menarik dan berkualitas, membangun interaksi dan komunitas, serta konsisten dan terus belajar," jelas Masruhan. 

Penggunaan teknologi untuk dakwah seperti live streaming dan video on demand dapat menjangkau audiens yang lebih luas, meningkatkan interaksi dan engagement, menjangkau audiens yang sulit dijangkau, menyediakan konten yang beragam dan berkualitas, serta memperluas jangkauan dakwah global. 

Dakwah digital yang memiliki fungsi dan jangkauan lebih luas ini, diingatkan oleh Afif harus tetap mengutamakan empat pilar penting yaitu kecakapan lanskap digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. 

"Salah satu isu utama di literasi digital adalah hoaks," kata Afif. Ia menyampaikan, masyarakat bisa percaya hoaks lantaran mengambil kesimpulan hanya dari judul, tidak biasa mencari tahu sumber lain, merasa pas dengan perasaan atau keyakinan, tergiur iming-iming pahala, dan mudah percaya pada sumbernya. 

Anang mengingatkan bahwa sejatinya ada Undang Undang ITE dan Data Pribadi yang harus diperhatikan penggiat dakwah agar tidak mudah menyebarkan hoaks. Ingat untuk tidak provokatif, menyebarkan fitnah, atau bohong saat berdakwah. 

Selalu lindungi data pribadi orang lain, menggunakan fiqih informasi anti hoaks, berkata qoulan karima atau ucapan yang mulia, qoulan sadida atau ucapan yang benar dan tepat, qoulan ma’rufa atau ucapan yang baik dan sopan, serta qoulan layina atau ucapan yang lembut. 

Baca Juga: Kolaborasi Telkom dengan Google Demi Percepatan Transformasi Digital Indonesia

Hal ini juga sejalan dengan ruang lingkup etika dakwah digital yang butuh kesadaran akan tujuan dakwah itu sendiri yaitu harus bermanfaat dan menunjukkan kebaikan Islam. Oleh karena itu, Afif mengingatkan penting bagi pendakwah untuk dapat mengemas konten yang menarik serta responsif menyesuaikan tren. 

"Hindari dakwah yang kontroversial dan memunculkan debat, merasa paling benar, atau mengandung ujaran kebencian," kata Afif. 

Sementara itu Anang mengingatkan bagi audiens untuk melakukan verifikasi dulu kebenaran konten dakwah sebelum berbagi atau tabayun. Blokir profil orang yang terdeteksi penipu, penyebar hoaks  atau provokatif. 

“Jangan terima permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal. Jangan klik link yang mencurigakan. Terapkan kehati-hatian maksimal saat berbagi konten dakwah secara online,” jelas Anang. 

Pada akhirnya, Abu Bakar Syekh Assegaf menjelaskan jika dakwah bukan hanya kewajiban satu orang saja, melainkan kewajiban setiap umat Nabi Muhammad SAW. 

"Hadirnya teknologi 4.0 menjadi peluang atau metode dakwah yang baru dan adanya teknologi ini membuat jangkauan dakwah kita lebih luas. Adanya teknologi 4.0 ini pasti ada nilai baik dan buruknya, kita harus berhati-hati dengan apa yang kita lihat di media sosial, dengan kemajuan teknologi ini banyak berita atau konten berbau kebohongan atau hoaks," pungkas Abu Bakar Syekh Assegaf. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: