Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Berpotensi Marah dengan Kebijakan Indonesia Ini, Waspada Retaliasi

China Berpotensi Marah dengan Kebijakan Indonesia Ini, Waspada Retaliasi Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Komite Anti-Dumping Indonesia (KADI) serta Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) saat ini sedang menyusun kebijakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) dan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD).

Tujuan dari kedua kebijakan tersebut yakni mengendalikan derasnya arus impor produk luar negeri yang harganya terlalu murah.

Baca Juga: 'Kepercayaan Investor terhadap IKN Dipatahkan oleh Jokowi Sendiri'

Dalam keterangannya, Direktur Kolaborasi Internasional Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Imaduddin Abdullah, kebijakan tersebut, terutama BMAD, memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya retaliasi atau tindakan pembalasan dari negara-negara yang terkena dampak dari kebijakan tersebut, salah satunya China.

"Pemberian BMAD dapat memicu tindakan balasan (retaliasi) dari negara-negara eksportir yang terkena dampaknya, termasuk China, yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia. Tindakan balasan ini bisa berupa pengenaan tarif atau hambatan perdagangan lainnya terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke pasar mereka," kata Imaduddin dalam keterangan tertulisnya, dikutip Warta Ekonomi, Minggu (14/7/2024). 

Adapun bukti China sebagai mitra dagang penting bagi Indonesia adalah tahun 2023 nilai ekspor Indonesia ke China mencapai US$64,94 miliar atau sekitar 23% dari total nilai ekspor.

Hal tersebut, kata Imaduddin, mencerminkan adanya ketergantungan signifikan terhadap pasar China. Maka dari itu, dia mewanti-wanti jika retaliasi dari China ini bisa berdampak serius pada semua industri yang bergantung pada ekspor ke negara tersebut.

Baca Juga: Bey Machmudin Ungkap Peran Sentral Koperasi dalam Ekonomi di Jabar

Sementara itu, pengenaan BMAD yang tidak tepat sasaran juga bisa memunculkan praktik yang tidak sehat dalam negeri. Salah satunya yakni praktik monopoli dari industri yang menguasai pasar dalam negeri. Alhasil, hal itu bisa memengaruhi harga produk di level konsumen domestic yang mengalami peningkatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: