Selamat Timnas U-19 2024! Bukti Keberhasilan Sport-Science dan Juara AFF 2013
Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes, Pemerhati Telematika & Multimedia Independen
Selamat kepada Garuda Muda U-19 di bawah asuhan Coach Indra Sjafri yang berhasil mengulang prestasi yang sama seperti tahun 2013, 11 tahun silam di Stadion Sidoarjo ketika menjadi Juara AFF pertama kali dengan menundukkan Vietnam dalam adu penalti 7-6.
Saat itu, tim diperkuat oleh pemain-pemain seperti Evan Dimas, Ilham Udin Armaiyn, Hansamu Yama Pranata, Hargianto, Zulfiandi, Ravi Murdianto, dan lainnya pada Sabtu, 22 September 2013.
Sebagai Menpora pada saat itu, saya langsung memberi ucapan selamat melalui telepon kepada pelatih yang selalu mengedepankan sport science tersebut, karena saat itu kebetulan sedang berlangsung Upacara Pembukaan Islamic Solidarity Games (ISG) di Palembang. Alhamdulillah, Indonesia juga menjadi Juara Umum untuk pertama kalinya setelah berhasil memperoleh 36 emas, 35 perak, dan 34 perunggu saat ISG 2013 ditutup pada 1 Oktober 2013.
Dengan kemenangan kedua saat ini (2024), Indonesia telah dua kali menjuarai AFF U-19, meskipun masih di bawah Thailand yang telah lima kali juara (2022, 2009, 2011, 2015, 2017), dan Australia yang juga lima kali juara (2006, 2008, 2010, 2016, 2019).
Prestasi Indonesia ini setara dengan Malaysia yang dua kali juara (2018, 2022) dan Myanmar yang juga dua kali juara (2003, 2005), sementara Vietnam (2007), Iran (2012), dan Jepang (2014) masing-masing satu kali juara AFF.
Dalam kemenangan kedua ini, skuad Garuda Muda memperoleh kemenangan melalui tendangan di depan gawang Kittipong Bunmak dari Thailand oleh Jens Raven di menit ke-18. Gol ini merupakan hasil kolaborasi umpan sepak pojok dari Kafiatur Rizky yang disambar oleh Kadek Arel dan kemudian dieksekusi dengan cepat oleh pemain nomor 9 tersebut. Skor 1-0 bertahan hingga permainan selesai tanpa memerlukan adu penalti seperti 11 tahun silam
Meskipun sudah juara, saya sangat mendukung pernyataan Coach Indra Sjafri sesaat setelah pertandingan berakhir di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya semalam. Ia mengatakan bahwa kemenangan ini bukanlah target utama, melainkan hanya sasaran antara. Piala AFF U-19 2024 ini bukan tujuan akhir karena Timnas Indonesia U-19 diberi target untuk lolos ke Piala Dunia U-20 2025 mendatang.
Apakah pelatih kelahiran 1963 yang pada tahun 2013 silam memperoleh "Antara Achievement Award 2013" dari LKBN Antara dan "Tokoh Perubahan Bidang Olahraga Sepak Bola" dari sebuah harian nasional bisa mewujudkan hal tersebut? Insya Allah bisa. Saya sepakat dengan metode sport science yang selalu diaplikasikannya pada semua anak buahnya, sehingga bisa didapatkan hasil prestasi maksimal sesuai kapasitas masing-masing individunya.
Prestasi Coach Indra Sjafri setelah membawa Indonesia Juara AFF 2013 antara lain membawa Timnas U-22 juara Piala AFF U-22 2019. Saat itu Marinus Wanewar dan kawan-kawan berhasil mengalahkan Thailand dengan skor 2-1 di babak final. Prestasinya berlanjut ke SEA Games 2023 yang mampu mengantar Indonesia merebut medali emas dengan mengalahkan Thailand 5-2 di babak final. Ini sangat membanggakan karena Indonesia terakhir kali juara sepak bola di SEA Games tahun 1991, lebih dari tiga dekade yang lalu.
Saat meluncurkan dua bukunya di Jogja bulan Februari 2014 lalu yang berjudul "Indra Sjafri Menolak Menyerah" dan "Official Story Timnas U-19 Semangat Membantu", saya juga memberikan sambutan dan semangat sekaligus memperingati ulang tahunnya yang ke-51 saat itu. Oleh karena itu, saya sangat memahami etos kerjanya dalam melahirkan pemain-pemain sepak bola nasional yang terbukti berprestasi dan membawa kebanggaan bagi Indonesia dengan sport science-nya.
Pendekatan sport science yang diterapkan Coach Indra Sjafri mencakup berbagai metode pemulihan yang dirancang khusus untuk memaksimalkan kebugaran pemain dalam waktu singkat dengan berusaha mencapai Vmax-nya. Selain itu, ada sesi psikologi untuk menempa kesiapan mental pemain sebelum pertandingan. Sesi psikologi ini sangat memperkuat mental para pemain, memastikan mereka siap menghadapi tekanan di pertandingan.
Kesimpulannya, kemampuan atlet untuk bisa mencapai prestasi maksimal harus dipersiapkan dengan cermat dan ilmiah. Sport science sebagai salah satu metode modern yang diterapkan oleh Coach Indra Sjafri sejak tahun 2013 terbukti bisa membawa Timnas Indonesia mencapai prestasi cemerlang. Meski metode instan seperti naturalisasi juga diperlukan, namun jika keduanya disinergikan, bukan tidak mungkin hasilnya akan lebih optimal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement