Elektabilitas Tertinggi di Jakarta, Tapi Nasib Anies dan Ahok di Ujung Tanduk, Kenapa?
Pegiat media sosial Eko Kuntadhi mengungkapkan bahwa nasib Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 di ujung tanduk meskipun memiliki elektabilitas tertinggi.
Pasalnya menurut Eko, elektabilitas saja tidak cukup untuk menjadikan seseorang sebagai calon gubernur (cagub) atau calon wakil gubernur (cawagub), Anies Baswedan, Ahok, maupun calon lain harus memiliki dukungan partai politik agar bisa maju Pilkada DKI Jakarta 2024.
Baca Juga: Ahok Paling Dirugikan Jika Anies Diusung PDIP di Pilkada DKI Jakarta
"Kayaknya minggu lalu saya baru bicara soal nasib Anies yang di ujung tanduk, sebetulnya bukan cuma nasibnya Anies, nasibnya Ahok juga enggak jauh-jauh beda, keduanya memang di Jakarta itu elektabilitasnya paling tinggi," ucapnya.
"Dalam survei Kompas Anies di angka 29%, Ahok di angka 20%, tapi jadi cagub atau cawagub itu enggak cukup angka elektabilitas doang, mereka harus melewati ujian awal dulu berupa dukungan dari partai politik," imbuhnya, dikutip dari YouTube 2045 TV, Rabu (7/8).
Sebagai informasi, kabar terakhir PKS dan Partai NasDem memberikan sinyal mencabut dukungan dari Anies, sedangkan PKB membuka peluang melakukan hal serupa. Sementara PDIP belum mendapat mitra koalisi jika mengusung Ahok.
Diketahui, dalam survei terbaru Litbang Kompas terkait Pilkada DKI Jakarta 2024, Anies Baswedan masih berada di urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 29,8 persen, sedangkan posisi kedua diduduki Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Survei elektabilitas calon gubernur rujukan publik Jakarta, Anies Baswedan 29,8%, urutan kedua Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 20%,” tulis Litbang Kompas seperti dikutip Selasa (16/7/2024).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement