Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sejarah Kripto CET dari CoinEx dan Rencana Pengembangannya

Sejarah Kripto CET dari CoinEx dan Rencana Pengembangannya Kredit Foto: CoinEx
Warta Ekonomi, Jakarta -

Diperkenalkan pada Januari 2018, CoinEx Token (CET) adalah inti dari ekosistem CoinEx. CoinEx sendiri adalah crypto exchange alias bursa kripto melayani lebih dari 6 juta pengguna di lebih dari 200 negara dengan dukungan 16 bahasa, termasuk Indonesia. CEO CoinEx Haipo Yang belum lama ini menerangkan sejarah singkat CET, termasuk rencana pengembangannya.

CET awalnya diluncurkan di blockchain Ethereum menggunakan smart contract ERC-20, lalu hijrah ke blockchain sendiri yang diciptakan sendiri oleh CoinEx, yaitu CoinEx Smart Chain (CSC).

“Token CET ini penting bagi CoinEx, karena menawarkan berbagai layanan dan hak istimewa kepada pengguna, mulai dari diskon biaya trading, layanan VIP, dan hak istimewa promosi,” ujar Haipo Yang dalam keterangan resminya kepada media, Rabu (7/8/2024).

Baca Juga: Di Balik Anjloknya Harga Bitcoin, Ada Kesempatan Emas?

Sejak bermigrasi ke blockchain tersendiri itu, maka secara otomatis CET adalah native crypto di blockchain CSC dan sekaligus berperan sebagai gas fee alias biaya transaksi di blockchain berbasis Proof-of-Stake (PoS) itu.

Tutur Haipo, peluncuran CET pada tahun 2018 adalah langkah strategis yang penting bagi pihaknya. Ini bukan hanya token untuk di-trading-kan, tetapi juga menjadi kunci pembuka berbagai kemungkinan di ekosistem CoinEx.

Pada awalnya, CoinEx mendistribusikan CET melalui berbagai program seperti airdrop dan promosi. Pendekatan strategis ini tidak hanya memulai sirkulasi CET tetapi juga mendorong partisipasi pengguna, membangun komunitas, dan mempercepat adopsi CoinEx.

Di dalam sistem tokenomiknya, CET memiliki fitur burning alias memusnahkan jumlah CET dari sirkulasi secara permanen. Sebelumnya pihak CoinEx memusnahkan semua token CET yang awalnya dialokasikan untuk tim pengembang.

Selain itu sistem burning juga digunakan dengan mengalokasikan sebanyak 20 persen dari total pendapatan biaya trading yang diperoleh CoinEx, lalu melakukan buy buck terhadap CET sebelum burning digelar setiap bulan.

Baca Juga: Pemulihan Harga Bitcoin dan Kenaikan Ethereum Bukti Pasar Kripto Masih Dilirik Investor

“Dengan kata lain mekanisme burning ini menciptakan deflasi terhadap nilai CET di pasar, karena jumlahnya semakin berkurang secara bertahap alias semakin langka. Mengikut prinsip ekonomi dasar, meskipun tidak menjamin kenaikan harga, menunjukkan potensi nilai CET meningkat dalam jangka panjang, didorong oleh kekuatan kelangkaan. Per 7 Agustus 2024, circulating supply mencapai 708.633.582 CET, dengan circulating supply 708.633.582 CET. Dengan harga satuan saat itu setara US$0,06, kapitalisasi pasarnya setara dengan US$46.051.823,” paparnya.

Haipo juga memastikan pihaknya terus menjelajahi cara baru untuk memadukan CET dalam platform-nya, sebagai upaya meningkatkan use case token ini. Katanya, di masa depan, CET mungkin bisa digunakan untuk pembayaran dalam ekosistem CoinEx atau bahkan di luar lewat langkah kolaborasi. [rel]

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: