Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diresmikan Menperin, Indonesia Bakal Olah Limbah Sawit Jadi Produk Bernilai Tinggi

Diresmikan Menperin, Indonesia Bakal Olah Limbah Sawit Jadi Produk Bernilai Tinggi Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, meresmikan Pilot Plant Fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit di Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) Bogor.

Dalam momen tersebut, dia menyampaikan bahwa fasilitas ini akan mengubah limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi produk bernilai tambah tinggi.

Baca Juga: Ombudsman RI Terima 239 Aduan Tata Kelola Industri Sawit

“Proyek ini merupakan bagian dari upaya Kemenperin untuk meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor dengan sektor kelapa sawit menjadi salah satu prioritas dalam program hilirisasi industri,” ucap Agus dalam sambutannya, Kamis (8/8/2024).

Menurut Agus, sektor perkelapasawitan dari hulu – hilir nasional berkontribusi dalam bidang ekonomi secara signifikan. Pada tahun 2023 lalu, totalnya mencapai lebih dari Rp750 triliun dan setara dengan 3,5% PDB nasional.

Di sisi lain, Agus juga menegaskan bahwa inovasi teknologi, termasuk pengolahan biomassa kelapa sawit akan terus didorong untuk mempelruas nilai tambah industri.

Sebagai informasi, pembentukan konsorsium Pilot Plant Fraksional Tandan Kosong Kelapa Sawit sejak tahun 2019 lalu. Pembentukan tersebut melibatkan beberapa kerjasama antara pemerintah melalui BBSPJIA Agro, akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dan sektor bisnis yang diwakili oleh PT Rekayasa Industrii (Rekind).

Adapun Pilot Plant ini mempunyai  nilai strategis dalam pengembangan industri berbasis sumber daya terbarukan di masa depan, serta mampu menghasilkan Glukosa, Xilosa, dan Lignin (GXL) sebagai produk utama.

Untuk diketahui, Glukosa digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan bioethanol sedangkan Xilosa dan Lignin merupakan precursor pembuattan bahan kimia berbasis sumber daya terbarukan seperti xylitol, benzene, dan toluene.

Agus pun berharap bahwa fasilitas yang disediakan ini bisa dimanfaatkan secara luas oleh pemangku kepentingan industri, sehingga, bisa membantu mengatasi permasalahan pengelolaan limbah atau hasil samping kebun kelapa sawit.

Dirinya juga berharap program hilirisasi industri kelapa sawit bisa mendukung kemajuan ekonomi bangsa yang berkelanjutan. 

Baca Juga: Dari Naik Pesat Jadi Turun, Ada Apa dengan Ekspor Lidi Nipah dan Lidi Sawit Indonesia?

“Dengan peresmian ini, diharapkan industri biomassa kelapa sawit dapat menjadi lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: