Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengkhianati para pemilihnya dengan tidak mendukung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Karena berdasarkan survei SMRC pada 8-12 Agustus 2024, 73 persen pemilih PKB, 76 persen pemilih NasDem, dan 94 persen pemilih PKS di DKI Jakarta menginginkan Anies Baswedan untuk menjadi Gubernur periode 2024-2029.
Baca Juga: Selamat Tinggal Anies dan Ahok untuk Pilkada DKI Jakarta
"73 persen pemilih PKB, 76 persen pemilih NasDem, dan 94 persen pemilih PKS di Jakarta memilih Anies untuk posisi gubernur mendatang. Tapi para elit di partai-partai ini malah ingin mendukung orang lain. Mungkin ini yang disebut penghianatan partai pada para pemilihnya," ungkapnya, dikutip dari akun X pribadinya, Senin (19/8).
Sebelumnya, Sekjen PKB Hasanuddin Wahid menyatakan partainya sudah final bergabung Gerindra dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Ia mengatakan keputusan tersebut telah disepakati PKB, dirinya juga membantah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan partainya membuka peluang koalisi dengan PKB di Jakarta.
"PKB sudah final bahwa PKB untuk Pilkada DKI Jakarta ini bersama Gerindra. Jadi tidak ada pembicaraan di luar itu," ujar Hasanuddin di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (18/8), dikutip dari CNN Indonesia.
"Kami pastikan PKB bersama Gerindra dan siapa yang diusung kami juga mengetahui, karena itu apa pun pernyataan dari partai lain terkait ke mana sikap PKB, saya pikir sudah jelas dan final PKB bersama Gerindra di Pilkada DKI," lanjutnya.
Sementara Juru bicara PKS, Muhammad Kholid mengatakan dukungan partainya untuk Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta 2024 sudah kadaluwarsa, sehingga kini membuka opsi kedua untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
"Sekarang kami mendalami komunikasi di opsi yang kedua lebih mendalami opsi kedua ini dengan pimpinan KIM," kata Kholid saat menggelar konferensi pers di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 10 Agustus 2024, dikutip dari Tempo.
Ia mengatakan dukungan PKS untuk Anies-Sohinul hanya berlaku dalam rentang waktu 25 Juni-4 Agustus 2024, tapi belum ada rekomendasi dari partai lain untuk bergabung mendukung pasangan tersebut selama periode itu.
"Kandidat yang kami usung tidak bisa berlayar hingga saat ini. Oleh karena itu, DPP PKS membahas dan mengkaji opsi alternatif ketika opsi pertama ini tidak berjalan," kata Kholid.
Setelah itu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengaku sudah berbicara dengan Anies mengenai keputusan partainya untuk Pilkada DKI Jakarta 2024, yaitu sekarang bukan momentumnya untuk maju.
"Saya sudah beritahu Pak Anies, 'Pak Anies Anda sebagai adik, ini bukan momen Anda untuk maju pada Pilkada Jakarta Raya'. Kita cari momentum yang lebih tepat lagi kedepannya. Ada pemahaman itu," kata Paloh seperti dikutip dari Kompas TV, Kamis (15/8/2024).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement