Berbahaya Bagi Prabowo Teruskan Koalisi Setelah Tahu Rencana Jokowi

Pengamat politik Rocky Gerung mempertanyakan apakah Presiden terpilih Prabowo Subianto akan meneruskan koalisi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah mengetahui rencana mantan Wali Kota Solo itu.

Rencana tersebut adalah mengambil alih partai politik seperti Partai Golkar dan PDIP, yang menurut Rocky Gerung membuat Prabowo Subianto dalam posisi berbahaya jika menersukan koalisi, karena Jokowi menjadi beban bangsa untuk menghidupkan demokrasi.

Baca Juga: KPU Harus Digeruduk pada 27 Agustus Jika PDIP Calonkan Anies di Pilkada DKI Jakarta

"Sekarang pertanyaan etisnya adalah apakah Pak Prabowo setelah mengetahui semua hal yang dari awal direncanakan oleh Jokowi dia Pak Prabowo sekarang sadar bahwa juga itu berbahaya untuk meneruskan semacam koalisi dengan Pak Jokowi?" ucapnya.

"Kan Jokowi akhirnya jadi jadi liability, jadi beban bangsa ini dalam upaya kita menghidupkan demokrasi," imbuh ahli filsafat itu, dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (22/8).

Sementara sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto kembali menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin mengambil alih posisi ketua umum (Ketum) PDIP yang kini ditempati Megawati Soekarnoputri.

Hasto mengatakannya ketika ditanya media mengenai maksud pernyataan Megawati di hadapan para calon kepala daerah (cakada) yang menyebut ada upaya pengambilalihan PDIP.

"Itu pernah saya sampaikan di dalam beberapa diskusi karena ada seorang mantan menteri yang kemudian dihubungi oleh menteri di dalam kabinet bapak Jokowi yang menyatakan keinginan dari bapak Jokowi untuk menduduki posisi Ketua Umum PDI Perjuangan, itu pernah saya sampaikan ke publik," ujar Hasto di Kantor KPK, Jakarta, Kamis (15/8), dikutip dari CNN Indonesia.

"Kemudian melihat apa yang terjadi dengan Partai Golkar yang mula-mula juga ada rumor seperti itu, ternyata itu kan terjadi. Maka, apa yang disampaikan ibu Megawati Soekarnoputri adalah benar," sambungnya.

Ia menegaskan Megawati bukan hanya sekadar Ketua Umum PDIP, namun juga putri dari Sukarno, proklamator sekaligus Presiden RI-1, selain itu juga bagian dari sejarah kepemimpinan Indonesia.

"Ibu Mega sudah menjadi bagian dari suatu ide, gagasan, cita-cita bagaimana negara hukum dibangun, bagaimana negara karakter pemimpinnya tidak boleh otoriter," kata Hasto.

"Maka seluruh jajaran partai dengan militansi tinggi, dengan pertaruhan jiwa raga siap akan membela ibu Mega dengan seluruh gagasan-gagasannya itu," lanjutnya.

Karenanya, Hasto menegaskan Megawati menyatakan kesediaannya untuk kembali menjadi Katua Umum PDIP dalam rapat kerja nasional (Rakernas) kelima.

"Apalagi ini menjelang 17 Agustus yang merupakan peringatan bahwa kemerdekaan Indonesia ini membangunkan jiwa-jiwa rakyat Indonesia agar merdeka dan berdaulat untuk tidak mampu ditekan oleh siapa pun yang mencoba menyelewengkan semangat 17 Agustus tersebut," ucap Hasto.