Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLTU Ombilin Tingkatkan Perekonomian Masyarakat Berkat Penggunaan Limbah Serbuk Kayu Sebagai Bahan Bakar

PLTU Ombilin Tingkatkan Perekonomian Masyarakat Berkat Penggunaan Limbah Serbuk Kayu Sebagai Bahan Bakar Kredit Foto: PLN IP
Warta Ekonomi, Jakarta -

PLN Indonesia Power (PLN IP) terus mempercepat transisi energi di Indonesia dengan meningkatkan penggunaan biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui program cofiring. Terbaru, program ini diterapkan di PLTU Ombilin, Sumatera Barat, di mana limbah serbuk kayu atau sawdust dimanfaatkan sebagai alternatif campuran batu bara. Inisiatif ini tidak hanya berfungsi sebagai green booster dalam akselerasi transisi energi di Tanah Air tetapi juga memberikan dampak positif ganda dengan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa sejak Mei 2023, PLTU Ombilin telah memulai ujicoba cofiring menggunakan biomassa berupa sawdust. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen PLN Indonesia Power melalui Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Ombilin untuk mendukung transisi energi yang lebih bersih di Indonesia. 

"Penggunaan biomassa di unit pembangkit PLN IP ini akan turut menurunkan emisi dari sektor ketenagalistrikan. Ini merupakan dukungan kami sebagai key player sektor hulu kelistrikan untuk membantu Pemerintah mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060," ungkap Edwin, Jakarta, Rabu (28/8/2024). 

PLN Indonesia Power UBP Ombilin telah menggunakan 6.540,96 ton sawdust, yang menghasilkan daya listrik sebesar 4.995,19 Megawatt hour (MWh) untuk menyuplai kebutuhan kelistrikan di wilayah Sumatera Bagian Tengah. 

Baca Juga: PLN IP Manfaatkan Green Ammonia untuk Energi Primer PLTU

Edwin menambahkan bahwa penggunaan biomassa sebagai bahan bakar cofiring di PLTU Ombilin direncanakan akan terus ditingkatkan hingga mencapai 5 persen pada tahun 2024 hingga 2025.

Selain sawdust, PLN Indonesia Power juga memanfaatkan sumber biomassa lain, seperti tanaman energi yang dibudidayakan di lahan kering atau hutan tanaman energi, seperti pohon kaliandra, gamal, dan lamtoro.

 Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara, tetapi juga untuk mempromosikan keberlanjutan dan mengurangi emisi karbon.

Di sisi lain, Edwin menjelaskan bahwa dalam proses penyediaan sawdust, PLN Indonesia Power UBP Ombilin mengusung konsep ekonomi kerakyatan dengan melibatkan masyarakat dalam penyediaan bahan baku. 

"Program cofiring ini tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi karbon dan transisi energi, tetapi juga secara langsung meningkatkan perekonomian masyarakat," ujar Edwin.

Baca Juga: PLN IP Gunakan Tankos Sebagai Biomassa di PLTU Sintang

Idris, seorang warga Desa Tanjung Kalieng, Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, menyatakan bahwa pemanfaatan serbuk kayu menjadi sawdust melalui program cofiring memberikan keuntungan signifikan bagi masyarakat. 

"Sebelumnya, serbuk kayu hanya menjadi limbah, tetapi sekarang memiliki nilai ekonomi. Kami tidak lagi membakar limbah untuk mengurangi tumpukan, melainkan menjualnya sebagai tambahan penghasilan," kata Idris. 

Ia menambahkan bahwa program cofiring ini sangat menguntungkan bagi masyarakat karena tidak hanya mengurangi polusi tetapi juga meningkatkan pendapatan dari penjualan sawdust.

Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, program cofiring di PLTU Ombilin menunjukkan komitmen PLN Indonesia Power untuk mendukung transisi energi yang lebih bersih sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: