Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pramono Anung Menjadi Pilihan Menarik di Pilkada DKI Jakarta

Pramono Anung Menjadi Pilihan Menarik di Pilkada DKI Jakarta Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pegiat media sosial Eko Kuntadhi menilai Pramono Anung menjadi pilihan menarik di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 setelah diputuskan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai calon gubernur (cagub).

"Sehingga sekali lagi ketika Ibu Mega Soekarnoputri memutuskan Pramono Anung untuk maju di Jakarta justru ini menjadi pilihan yang menarik, selain memang pengalaman politiknya dia sebagai politisi senior dia dikenal sebagai hak dari berbagai kepentingan politik, dia mampu mencairkan konflik-konflik politik dengan baik," ungkapnya.

Baca Juga: Mengerikan Bagi PDIP Jika Majukan Ahok di Pilkada DKI Jakarta

Lebih lanjut, menurutnya alasan Pramono tidak menjadi tokoh populis seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Anies Baswedan, atau Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena berada di belakang layar.

"Kalaupun dia selama ini bukan tokoh yang populis macam Ahok, macam Anies, macam Pak Jokowi karena dia lebih banyak bekerja sebagai teknokrat, dia lebih banyak bekerja di belakang untuk melancarkan semua proses pembangunan, untuk melancarkan semua komunikasi politik," imbuhnya, dikutip dari YouTube 2045 TV, Kamis (5/9).

Diketahui, PDIP mengusung Pramono Anung-Rano Karno sebagai cagub-cawagub di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Sitorus mengungkapkan pertimbangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memilih keduanya. Ia mengatakan Pramono-Rano Karno menjadi jalan tengah di tengah senter nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sehingga bisa menyatukan kedua basis pendukung yang berbeda.

"Bisa disebut beliau (Pramono Anung-Rano Karno) menjadi jalan tengah yang kemudian nanti bisa diharapkan mem-bridging antara dua kelompok ini," kata Deddy kepada wartawan di DPP PDIP, Rabu (28/8/2024), dikutip dari Detik.

Ia mengatakan PDIP telah menganalisa siapa dan bagaimana pendukung Anies maupun Ahok ketika Pilkada berjalan, dan meyakini adanya pertentangan, sehingga diambil jalan tengah untuk menyatukan.

"Kita menyadari kemudian bahwa dua kutub ini sangat ekstrem perbedaannya. Kelompok pendukung Pak Ahok, kelompok pendukung Pak Anies. Sehingga kemudian muncullah alternatif itu kembali Pak Pramono Anung sebagai jalan tengah dari dua kutub ini," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: