Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Keuangan Tetap Stabil, Bos OJK Minta Pelaku Usaha Agar Lakukan ini

Sektor Keuangan Tetap Stabil, Bos OJK Minta Pelaku Usaha Agar Lakukan ini Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan sektor jasa keuangan Indonesia terjaga stabil didukung dengan tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global akibat meningkatnya tensi geopolitik serta perlambatan perekonomian global.

Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan Agustus 2024 di Jakarta, Jumat (6/9/2024).

Menurutnya, di tengah tingginya ketidakpastian akibat eskalasi intensi geopolitik global, OJK tetap mewaspadai faktor risiko tersebut dan potensi dampak rambatannya terhadap sektor jasa keuangan agar dapat mengambil langkah antisipatif.

Baca Juga: Sinergi OJK Sumut & Satgas PASTI: Bersama Memberantas Aktivitas Keuangan Ilegal

"Di pasar domestik, kinerja perekonomian masih cukup positif dan cenderung stabil dengan tingkat inflasi inti yang masih terjaga dan neraca perdagangan yang tercatat surplus, namun perlu dicermati pemulihan daya beli yang saat ini berlangsung relatif lambat," kata Mahendra.

Mahendra mengatakan, untuk industri dapat mengambil langkah antisipatif serta memonitor downside risk secara berkala dan melakukan langkah mitigasi yang diperlukan seperti menyediakan buffer yang memadai dan pelaksanaan uji ketahanan secara periodik.

Mahendra mengungkapkan, kinerja perekonomian global secara umum masih melemah, dengan inflasi termoderasi, diiringi dengan cooling down pasar tenaga kerja di Amerika Serikat.

Selanjutnya, Mahendra menyampaikan, di tengah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga kebijakan dari Bank Sentral Amerika atau FFR di tahun 2024 ini.

Sedangkan di Eropa, indikator perekonomian belum solid, di tengah inflasi yang persisten, dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Bank Sentral pada September 2024. 

"Begitu juga di Tiongkok, pertumbuhan ekonomi melambat dengan decoupling antara demand dan supply yang terus berlanjut," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: