Sebaran waduk tersebut adalah sebagai berikut:
• Jawa-Bali: 9.076,95 MW (114 lokasi)
• Sumatera: 1.967,56 MW (17 lokasi)
• Kalimantan: 690,22 MW (11 lokasi)
• Sulawesi: 1.646,84 MW (15 lokasi)
• Maluku-Nusa Tenggara: 1.320,14 MW (100 lokasi)
Baca Juga: Atasi Perubahan Iklim, Begini Wejangan SBY Buat Prabowo
Sementara itu, potensi di 36 lokasi danau sebesar 74,66 GW terbagi sebagai berikut:
• Jawa-Bali: 641,3 MW (2 lokasi)
• Sumatera: 34.867,9 MW (12 lokasi)
• Kalimantan: 2.437,9 MW (3 lokasi)
• Sulawesi: 24.415,6 MW (6 lokasi)
• Maluku-Papua-Nusa Tenggara: 12.302,4 MW (13 lokasi)
Sisa Galian Tambang Batu Bara Juga Bisa Dimanfaatkan untuk Floating Solar PV
”PLTS Cirata ini hanya baru sebagian kecil dari proyek yang akan dikembangkan di tahun-tahun kedepan. Jadi ini sebagai bukti bahwa Indonesia telah berupaya di masa transisi menuju net zero emission memanfaatkan potensi yang ada di luar energi fosil yaitu potensi air,” kata Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam (ESDA) Lana Saria pada Forum Tematis Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) dengan tema "Cirata Mendunia: Membangun Reputasi Global Kejar Target Net Zero Emission", Kamis (15/09/2024).
Lana menyampaikan bahwa sisa galian tambang batu bara juga bisa digunakan sebagai media PLTS Terapung.
”Mudah-mudahan ini bisa diikuti juga oleh sumber-sumber tampungan air yang ada karena di daerah Kalimantan, di daerah Sumatra banyak lahan bekas tambang yang bisa sebenarnya dipotensikan sebagai tadi solar sel, sebagai dudukan solar sel yang sebenarnya beberapa diantaranya dari tambang yang sudah memasuki pasca tambang sudah memanfaatkan itu,” sambung Lana.
Saat ini potensi bekas galian tambang baru ada satu di Indonesia. Itu berada di Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur yang dioperasikan oleh Perusahaan Mega Prima Persada (MPP).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement