Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Sastra, Lake Toba Writers Festival 2024 Digelar di Samosir

Lewat Sastra, Lake Toba Writers Festival 2024 Digelar di Samosir Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -

Festival Penulis Danau Toba atau Lake Toba Writers Festival 2024 kembali digelar 14-16 September 2024 di Samosir, Sumatera Utara.

Dengan acara itu masyarakat diajak mencintai Danau Toba sebagai Ibu dan pemberi kehidupan bagi warga sekitar dengan menjaga dan melestarikannya.

Lewat karya sastra diharapkan pesan-pesan pelestarian alam dan budaya Toba bisa tersampaikan ke masyarakat luas sehingga terwujud eco-tourism, sustainable tourism dan quality tourism.

Hal itu dikatakan penyair, penulis Indonesia sekaligus penggagas festival, Amol Titus.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keuangan, OJK Edukasi Para Penyandang Disabilitas di Toba, Sumatera Utara

Amol mengatakan perlunya edukasi baik ke masyarakat maupun pemerintahan untuk mewujudkan pariwisata yang sustainable, salah satunya dengan mengurangi sampah. Selain itu perlu juga melindungi situs-situs budaya dari kerusakan.

"Contohnya saya lihat ada Batu Hoda, itu merupakan situs sejarah dan budaya. Tapi saya lihat wisatawan lokal berfoto sambil berdiri menginjak batu itu. Seharusnya pemerintah setempat mengedukasi agar wisatawan tidak merusak situs itu, atau dipagari agar tidak dirusak," jelasnya.

Contoh lain adalah pemandian ratu tapi penuh sampah. Sehingga tempatnya tidak layak disebut pemandian ratu. Maka harus dibersihkan dan dijaga agar orang-orang tidak mengotorinya.

Pesan-pesan itu, kata Amol disampaikan dalam festival kali ini. Agar masyarakat bisa mencintai Danau Toba. Pesan-pesan itu juga disampaikan lewat karya sastra seperti puisi hingga opera.

Tentang festival itu sendiri, Amol menjelaskan telah melakukan inovasi agar lebih menarik.

"Kita coba opera batak di pangururan, tahun lalu itu indoor, kini outdoor. Kedua, kita beri undangan untuk penulis sekitar di Danau Toba, ada penulis dari dairi, Padang Panjang, Aceh, Bali dan sebagainya. Ketiga, kita coba lebih ke konsen tentang lingkungan. Sastrawan harus tanggung jawab selain sebagai inspirasi, sastrawan juga punya tanggung jawab untuk mengajak masyarakat melestarikan danau toba," jelasnya.

Selain itu mereka juga menyiapkan CSR berupa bibit 150 bibit pohon endemis yang ditanam di tiga lokasi yakni di Pangururan, Pusuk Buhit dan desa Unjur.

“Upaya kami juga adalah menjadikannya acara 'zero-plastic' sebisa mungkin. Selain itu, masyarakat sekitar Desa Unjur diberi kesempatan untuk berpartisipasi dengan menyediakan makanan, minuman, serta kerajinan tangan,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Samosir, Tetty Naibaho mengatakan pihaknya menyambut dan mendukung visi misi Festival Penulis Danau Toba 2024.

Saat ini, kata dia, menjadi sebuah PR untuk mengubah mindset masyarakat sekitar agar lebih mencintai Danau Toba dan melestarikannya.

Terima kasih untuk semua konten acara Lake Toba Writer Festival semoga kami masyarakat dan pemerintah dapat menerapkannya, karena memang tidak mudah mengubah pola pikir masyarakat, tapi tetap harus dilakukan.

Ia mengatakan terkait sampah, sanksi atau denda sangat penting, dan mungkin akan diterapkan di tahun mendatang. 

Baca Juga: Festival Penulis Danau Toba 2024: Rayakan Sastra & Budaya Batak di Samosir

Tetty menyebut Pemkab Samosir sudah membuat aturan dalam peraturan bupati tentang larangan membuang sampah sembarangan dalam rangka mendukung ecotourism dan sustainable tourism juga untuk peningkatan quality tourism.

"Ini sudah dimeja DPRD, kita berharap tahun ini diterapkan, tahun depan implementasi. Sehingga tidak ada lagi yang buang sampah sembarangan," katanya.

Ia menerangkan, dalam acara ini sangat diusahakan zero plastic, sehingga semua konsumsi menggunakan piring dan gelas, bukan air mineral kemasan.

"Pada malam sebelumnya penonton air mancur menari itu 5300 orang berdasarkan ticketing dan tidak. Kita berharap yang 5300 orang ini tidak membuang sampah sembarangan lagi. Dulu kita buka air mancur menari itu semua buang sampah. Tapi hari demi hari mereka berubah karena tidak henti-hentinya mengingatkan dan mengumumkan untuk jangan lagi membuang sampah ke Danau Toba," katanya.

Ia berharap dengan sastra, dengan tulisan, kita bisa mengubah mindset masyarakat untuk lebih mencintai Danau Toba. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: