- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
Soal China Balas Tarif Trump, Gedung Putih: Kalau AS Dipukul, Dia akan Balas Lebih Keras

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa Presiden Donald Trump tidak akan tinggal diam ketika Amerika Serikat ditekan oleh negara lain.
“Presiden menjelaskan dengan sangat jelas, Ketika Amerika Serikat dipukul, dia akan membalas dengan lebih keras,” ujarnya kepada wartawan pada hari Jumat (11/4) dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Beijing memutuskan menaikkan tarif impor barang-barang asal AS hingga 125% sebagai balasan atas tarif tinggi yang lebih dulu diberlakukan Trump terhadap produk China.
Kementerian Keuangan China mengecam langkah tersebut sebagai bentuk intimidasi dan pemaksaan sepihak. Meski begitu, Beijing menyatakan ini bisa menjadi respons terakhir dalam bentuk tarif, tetapi tetap membuka kemungkinan untuk pembalasan dalam bentuk lain.
Baca Juga: Tarif Trump Bikin Panik, Stablecoin Jadi Andalan Investor Kripto Lokal
"Jika AS benar-benar ingin berunding, mereka harus menghentikan perilakunya yang tidak menentu dan merusak," tulis Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar China di AS, lewat media sosial. Ia menambahkan, “China tidak akan pernah tunduk pada tekanan maksimal dari AS.”
Trump sendiri tetap terlihat santai. Dari atas pesawat kepresidenan Air Force One, ia mengatakan, "Ketika orang-orang memahami apa yang kami lakukan, saya pikir dolar akan naik drastis."
Ia pun mengklaim bahwa pasar obligasi berjalan baik dan dirinya berhasil meredam ketegangan yang sempat terjadi. Menurut Trump, tarif menyeluruh 10% hanya permulaan dan merupakan batas minimum dalam banyak kasus.
Ia tetap percaya diri kesepakatan dengan Beijing tetap mungkin terwujud, bahkan sempat memuji Presiden Xi Jinping meski keduanya berbeda pandangan. Namun kenyataannya, tidak ada sinyal bahwa kedua negara ekonomi terbesar dunia ini siap untuk berkompromi.
Baca Juga: Penjualan Mobil Baru Tesla Turun Imbas Dekat dengan Trump
Di sisi lain, Xi Jinping dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menyatakan bahwa China dan Uni Eropa harus bersama-sama menentang tindakan intimidasi sepihak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement