Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Kraft Foods, Bermodal $65 untuk Usaha Keju hingga Sukses di Berbagai Negara

Cerita Kraft Foods, Bermodal $65 untuk Usaha Keju hingga Sukses di Berbagai Negara Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

James Lewis Kraft adalah sosok di balik nama besar Kraft Foods. Lahir pada 11 Desember 1874 di Ontario, Kanada, Kraft merupakan anak kedua dari sebelas bersaudara dalam keluarga petani Mennonite. 

Sejak muda, James Lewis Kraft telah terbiasa bekerja keras membantu di peternakan dan di toko kelontong setempat. Hal itu menjadi awal mula pengetahuannya tentang dunia kuliner.

Perjalanan bisnis Kraft dimulai pada tahun 1903, ketika ia pindah ke Buffalo, New York, dan berinvestasi dalam sebuah perusahaan keju. Namun, sebuah kejadian tak terduga mengubah hidupnya. Saat dalam perjalanan bisnis ke Chicago, rekan-rekannya membubarkan kemitraan, membuat Kraft kehilangan semua uang kecuali $65 di sakunya. 

Dengan sisa uang itu, James Lewis Kraft menyewa seekor kuda dan sebuah gerobak. Dengan alat kendaraan itu, ia membeli keju secara grosir dan menjualnya ke toko-toko kelontong di Chicago secara door-to-door.

Ketekunan dan semangat pantang menyerah membuahkan hasil. Pada tahun 1909, empat saudara laki-lakinya, yaitu Norman, John, Charles, dan Fred memutuskan untuk bergabung dan mendirikan J.L. Kraft & Bros Company. 

Baca Juga: Perjalanan Panasonic, dari Ide Karyawan yang Ditolak hingga Sukses Jadi Perusahaan Besar Dunia

Bisnis tersebut berkembang pesat. Bahkan, hanya dalam setahun, pertumbuhannya mencapai 125%. Pada 1912, mereka pun membuka kantor cabang di New York City untuk memperluas jangkauan pasar.

Inovasi besar datang pada tahun 1916, ketika Kraft berhasil mengembangkan proses pasteurisasi keju yang dipatenkan. Teknik ini membuat keju lebih tahan lama dan aman dikirim ke berbagai wilayah tanpa khawatir busuk. Selama Perang Dunia I, pemerintah Amerika Serikat membeli lebih dari enam juta pon keju Kraft untuk kebutuhan tentaranya dan menjadi titik balik penting dalam sejarah perusahaan.

Pada tahun 1920, demi meningkatkan kapasitas produksi, Kraft membeli McLaren Imperial Cheese Company di Quebec, Kanada, dan bergabung dengan Phoenix Cheese Corporation. Langkah besar lainnya terjadi pada Mei 1930, ketika Kraft Phoenix Cheese mengakuisisi National Dairy Products Corporation, yang kemudian berganti nama menjadi Kraft Foods untuk mencerminkan keberagaman produk mereka.

Tak hanya keju, Kraft terus berinovasi dan memperkenalkan berbagai produk makanan, salah satunya Miracle Whip pada 1933. Di bawah kepemimpinan James L. Kraft hingga wafatnya pada 1953, bisnis ini menjelma menjadi perusahaan makanan global. Pada tahun yang sama, Kraft telah beroperasi di 43 negara bagian Amerika Serikat, 8 provinsi di Kanada, serta di Australia, Jerman, dan Inggris.

Baca Juga: Berawal dari Pelayan Restoran, Dave Thomas Berani Melepas KFC dan Sukses Membangun Wendy’s

Langkah ekspansi berlanjut di abad ke-21. Pada tahun 2001, Kraft mencatatkan sahamnya di Bursa Efek New York dan mulai merambah bisnis minuman dengan menjalin kerja sama bersama Reinforced Alliance untuk mengembangkan bisnis kopi. Enam tahun kemudian, tepatnya tahun 2007, Kraft resmi menjadi perusahaan independen yang berdiri sendiri di industri makanan global.

Perjalanan panjang Kraft pun sampai ke Indonesia. Pada 1 Juli 2013, Kraft Foods Group mulai beroperasi di tanah air melalui PT Kraft Ultrajaya Indonesia yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini merupakan hasil kerja sama dengan Ultrajaya Milk. Di Indonesia, produk-produk Kraft seperti Kraft Cheddar, Kraft Singles, serta makanan ringan populer seperti Oreo dan Ritz, telah menjadi bagian dari keseharian banyak keluarga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: