Syarat Bahlil Sebelum Indonesia Siap Ekspor Listrik Hijau ke Singapura

“Kita harus menjadi cewek cantik yang berkarakter. Jangan cewek cantik yang gampang dibelai oleh orang-orang yang tidak jelas,” katanya.

Dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam sektor EBT, Bahlil yakin industri manufaktur yang berorientasi pada energi hijau akan berbondong-bondong masuk ke Indonesia jika kebijakan ini berjalan sesuai rencana.

Baca Juga: Indonesia Targetkan Penggunaan Massal Kendaraan Listrik pada 2030

"Kalau ini terjadi, maka saya punya keyakinan industri-industri manufaktur akan lari ke sini," pungkasnya.

Indonesia, dengan potensi EBT yang melimpah, berambisi menjadi pemain utama dalam pasar energi hijau global, namun tetap menjaga keseimbangan antara ekspor dan pemenuhan kebutuhan domestik.

Sekedar informasi Perjanjian jual beli listrik antara Indonesia ditandatangani oleh eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dan Second Minister for Trade and Industry Singapura, Tan See Leng di Kantor ESDM pada Jumat (08/09/2023).

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin menyampaikan bahwa rencana penyaluran awal atau first electron akan terjadi pada akhir 2027 atau awal tahun 2028.

"Plan kita mungkin first electron itu di 2028 atau di akhir 2027," ungkap Rahmat pada konferensi pers kesiapan pelaksanaan IISF 2024, di Kemenko Marves, Kamis (29/08/2024).

Baca Juga: Wuling BinguoEV Jadi Mobil Listrik Terlaris Indonesia, Simak Sejumlah Keunggulannya

Dari informasi yang Warta Ekonomi terima, berikut perusahaan yang telah mengajukan kebersediaannya dalam bisnis ekspor EBT ini, yaitu konsorsium Pacific Medco Solar Energy Medco Power dengan Consortium partners, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) and Gallant Venture Ltd, a Salim Group company, Adaro Green, dan TBS Energi Utama.