Indonesia tengah bersiap melakukan jual beli tenaga listrik hijau dengan Singapura sebesar 3,4 Gigawatt. Rencana ambisius ini diharapkan akan dimulai dengan penyaluran listrik pertama, atau "first electron", pada awal tahun 2028.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengingatkan pentingnya memastikan pasokan listrik dalam negeri aman sebelum melakukan ekspor energi terbarukan tersebut. Pemerintah kata dia tidak perlu terburu-buru mengekspor listrik hijau jika kebutuhan energi di Indonesia sendiri belum terpenuhi.
Baca Juga: Hadapi Gempuran Kendaraan Listrik China, Astra Tegaskan Siap Melawan
“Kita setuju kita ekspor EBT kepada luar negeri, tapi kita harus tata untuk kepentingan dalam negeri, kita juga harus terlayani terlebih dahulu,” ujar Bahlil pada Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 di Jakarta Convention Center, Rabu (18/9/2024).
Ia mengingatkan bahwa langkah strategis ini penting agar masyarakat Indonesia tidak mengalami kekurangan energi. Selain itu, Bahlil juga menyoroti persaingan ketat dalam sektor energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.
”Hari ini semua dunia lagi sedang mengejar manufaktur yang berorientasi pada energi baru terbarukan dan harus green industri," lanjut Dia.
Indonesia, menurutnya, memiliki keunggulan besar karena potensi EBT yang melimpah dan kapasitas penyimpanan karbon CO2, yang tidak dimiliki oleh negara lain di kawasan. Namun, ia juga memperingatkan agar pemerintah tidak mudah tergoda untuk mengekspor EBT secara berlebihan.
"Saya sudah perintahkan kepada Dirjen Listrik dan Dirjen EBT agar jangan dan terburu-buru untuk kita mau dengan mudah melakukan proses ekspor EBT," tegasnya.
Baca Juga: Pushep Tegaskan Pentingnya Penguasaan Negara atas Ketenagalistrikan melalui PLN
Bahlil mengibaratkan posisi Indonesia seperti seorang "cewek cantik" yang banyak dikejar oleh negara-negara lain, tetapi harus tetap menjaga karakter dan tidak mudah terpengaruh oleh rayuan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement