Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Target Bor 932 Sumur Tahun Ini Tinggal 3 Bulan, SKK Migas dan PHE Kumpul Bahas Solusi

Target Bor 932 Sumur Tahun Ini Tinggal 3 Bulan, SKK Migas dan PHE Kumpul Bahas Solusi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia menargetkan pengeboran 932 sumur di tahun 2024. Hal ini penting guna mencapai Long Term Planning (LTP) produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030.

Mayoritas blok migas nasional saat ini dikuasai oleh PT Pertamina (Persero) melalui sub holding Pertamina Hulu Energi (PHE). Untuk itu Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus memperkuat kolaborasinya untuk meningkatkan produksi minyak dan gas di tahun 2024.

”Kami mengajak untuk saling terbuka dengan kejernihan pikiran dan keteguhan hati agar diskusi  dapat berjalan dengan semangat kolaborasi dan result oriented untuk dapat memberikan kontribusi paling optimal bagi produksi migas nasional. Saat ini yang menjadi konsentrasi adalah produksi, produksi, dan produksi. Gas sudah mulai incline, minyak kita masih struggle,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam pertemuan dengan PHE di Jakarta, Jumat (27/09/2024)

Pada pertemuan tersebut Dwi mendorong agar menemukan solusi atas kendala-kendala yang ada, maupun inovasi dan cara-cara kerja out of the box yang dapat dilakukan sehingga waktu 3 (tiga) bulan kedepan kinerja operasi KKKS yang berada di SHU PHE dapat meningkat dan mencapai target tahun ini. Dia juga meminta untuk mulai mempersiapkan pelaksanaan program 2025, apa-apa yang bisa disiapkan agar dilakukan, agar di Januari 2025 nanti program sudah bisa berjalan.

Dwi menyampaikan sebagaimana diketahi Pertamina menguasai mayoritas blok migas di Indonesia sehingga tentunya peranan Pertamina di upstream sudah sangat dominan. Negara dan SKK Migas memang sangat bergantung pada agresivitas Pertamina. 

Dwi menambahkan bahwa pertemuan ini harus ditindaklanjuti dalam kegiatan focus group discussion (FGD) untuk untuk mendiskusikan mekanisme kemitraan pertamina dengan pihak lain itu apa. 

“Mungkin perubahan-perubahan regulasi perlu kita lakukan supaya harapan pemerintah bisa terpenuhi, karena capaian lifting migas akan sangat ditentukan oleh kinerja KKKS yang ada di bawah Pertamina,” terang Dwi.

Terkait komersialisasi, Dwi minta agar ada organisasi yang menangani hal tersebut sehingga dapat memperkuat aspek legal. “Kuncinya, tidak boleh ada produksi yang terganggu karena masalah administrasi komersialisasi,” pintanya. 

Lebih lanjut Dwi menyampaikan kepada Pertamina mengenai pentingnya manajemen aset, karena ini adalah aset milik negara sehingga harus ditangani dengan baik. Di KKKS harus ada organisasi khusus yang ditugaskan soal ini termasuk KKKS dalam lingkup SHU PHE. Aset harus tercatat dengan baik dan memiliki pengamanan. 

Baca Juga: PHE dan PIS Jalin Kerja Sama Pengangkutan Carbon untuk Aktualisasi CCS

“Keberhasilan target pemboran sumur pengembangan yang saat ini ditargetkan bisa direalisasikan sekitar 932 sumur pengembangan di 2024. Terkait pemboran pengembangan kontribusi KKKS dalam lingkup Pertamina sangat besar. Ini juga harus menjadi perhatian bagaimana bisa mengejar hingga akhir tahun agar target bisa dicapai. Terkait kebutuhan fiskal term, kami siap untuk memperjuangkannya,” ujar Dwi.

Sermentara itu Direktur Utama PHE Chalid Salim menyampaikan perkembangan dan capaian KKKS dalam SHU PGE. Untuk aspek drilling dia meyampaikan bahwa saat ini terus melakukan upaya agar bisa mengejar dari aspek kuantitas maupun kualitas. Dia juga menyampaikan perkembangan terkait isu komersialisasi dan permohonan persetujuan terkait PJBG kepada SKK Migas.

Chalid menyampaikan bagaimana Pertamina telah memberikan perhatian terhadap manajemen aset termasuk pengamanannya. Dia menginformasikan pula potensi LPG yang ada di  PHE ONWJ, Senoro dan Jambi Merang beserta progress yang ada, antara lain di Jambi Merang sudah dilakukan kajian. Adapun untuk Senoro saat ini sedang dalam beauty contest.

Pada kesempatan tersebut, Chalid juga menjabarkan perkembangan terkait pengelolaan CO2 yang saat ini sudah menjalin kemitraan dengan perusahaan Jepang Japex, yaitu untuk di Jambi Merang dan Sukowati. Adapun untuk EOR, dia menyampaikan sedang menjajaki kemitraan dengan Sinopec dan sudah ada short list 5 lapangan kandidat, 4 di Pertamina EP dan 1 di ONWJ. 

Chalid pada pertemuan tersebut menyampaikan terima kasih atas kerja sama dengan SKK Migas yang sangat baik, terutama dalam perbaikan fiskal dan insentif. “Sekali lagi mohon dukungannya, karena sangat berpengaruh terhadap proyek-proyek ke depannya,” pungkas Chalid.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: