Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Targetkan 1,25 Juta Masyarakat Garap Biomassa Berbasis Pertanian Terpadu

PLN Targetkan 1,25 Juta Masyarakat Garap Biomassa Berbasis Pertanian Terpadu Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Bandung -

PT PLN (Persero) melalui sub holding PT PLN Energi Primer Indonesia menargetkan akan melibatkan 1,25 juta masyarakat untuk  Biomassa Berbasis Pertanian Terpadu. 

 

Upaya ini akan memanfaatkan 1,7 juta hektare dari 14 juta hektare lahan kritis yang tersebar di seluruh tanah air. 

 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa pihaknya memanfaatkan lahan kritis yang berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, dan Kelompok Masyarakat.

 

"Melalui program kolaboratif ini, kami berupaya mengubah lahan yang sebelumnya kering dan tidak produktif menjadi lebih hijau dan produktif," kata Darmawan dalam keterangan resminya, Minggu (29/9/2024).

 

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat 14 juta hektare lahan kritis di seluruh Tanah Air. Dengan mengembangkan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu, program ini dapat turut berkontribusi dalam upaya pemanfaatan lahan kritis.

 

"Kami akan memanfaatkan lahan kritis dengan luas total 1,7 juta hektare yang tersebar di seluruh tanah air sehingga mampu berkontribusi dalam upaya penurunan emisi sebesar 11 juta ton CO2e melalui co-firing biomassa," ungkapnya

 Baca Juga: Empat Tahun Jalankan Transformasi, Nilai Aset PLN Tembus Rp1.691 Triliun

Lebih dari itu, program ini bahkan juga mampu meningkatkan kapasitas nasional dengan menghadirkan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, menggerakkan ekonomi kerakyatan sirkuler dan mengentaskan kemiskinan.

 

"Ke depan, kami menargetkan program ini akan melibatkan 1,25 juta masyarakat dan bernilai ekonomi sebesar Rp9,5 triliun per tahun," ujarnya 

 

Seperti diwartakan sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono mengapresiasi langkah PLN dalam mendorong program biomassa dengan memanfaatkan lahan kritis yang berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, dan kelompok masyarakat. 

 

"Saya mengapresiasi langkah PLN dengan program ini. Kita dihadapkan pada tantangan perubahan iklim. Saya sangat menghargai karena dengan diwajibkan (program ini) maka sumber biomassa akan berasal dari tanah marjinal,"ungkapnya 

 

Menurutnya, tanah marjinal umumnya merupakan tanah yang sulit ditanami tanaman dan berlokasi di pelosok-pelosok Tanah Air. Program biomassa PLN pun menjadi salah satu bukti nyata kehadiran pemerintah hingga daerah pelosok. 

 

"Saya ingin betul-betul kalau model ini berhasil maka ini tinggal kita tularkan ke tempat lainnya," ujarnya.

 Baca Juga: Ubah Lahan Kritis Jadi Hijau dan Produktif, PLN Kembangkan Ekosistem Biomassa Berbasis Pertanian Terpadu

Adapun, warga Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang juga petani lokal Haris Mulyana mengaku dirinya sudah menanam tanaman Indigofera sejak Januari 2024. Tanaman Indigofera tumbuh suhur karena kualitas tanah yang sesuai untuk ditanami tanaman tersebut. 

Pengolahan lahan ini melibatkan 40 warga lokal dengan dibagi kendalam dua kelompok tani. 

 

Kelompok tani sebelumnya menggarap cabai, jahe. Ke depannya akan dikolaborasikan dengan tanaman Indigofera

 

"Kami menggarap lahan seluas 30 hektar dengan melibatkan warga lokal," katanya.

 

Adapun manfaat yang dirasakan selama mengolah tanaman ini diantaranya daun Indigofera bisa digunakan sebagai pakan ternak sedangkan rantingnya bisa dijual ke PLN untuk salah satu penunjang bahan baku Biomassa atau pengganti bahan batu bara. 

 

"Dari segi kesuburan tanah pun sejak ditanami Indigofera bisa ditumpangsarikan dengan tanaman cabai dan jahe," pungkasnya. 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: