Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina EP Prabumulih Giat Kelola Sampah Anorganik Melalui Program Rindu Resik

Pertamina EP Prabumulih Giat Kelola Sampah Anorganik Melalui Program Rindu Resik Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertamina EP Prabumulih Field kembali mereplikasi program pengelolaan sampah dengan inovasi kelembagaan serta metode pemberdayaan yang baru. Program tersebut bertajuk RINDU RESIK (Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik).

Program RINDU RESIK merupakan turunan dari program PAKAR BALAM (Pengendalian Agrokimia dalam Pertanian Karet Berbasis Pengelolaan Sampah) dengan fokus utama pada pengelolaan sampah organik dan anorganik di Kota Prabumulih.

Program ini berlokasi di tiga kelurahan yang ada di Kota Prabumulih yakni Kelurahan Sungai Medang (Kecamatan Cambai), Kelurahan Muara Dua (Kecamatan Prabumulih Timur), dan Kelurahan Patih Galung (Kecamatan Prabumulih Barat).

Program RINDU RESIK dilatarbelakangi tiga masalah utama: 1) Overcapacity TPA Induk Kota Prabumulih dengan jumlah timbulan sampah harian di Kota Prabumulih mencapai 99,74 ton sementara jumlah timbulan sampah tahunan mencapai 36,405.83 ton dengan akumulasi jumlah sampah anorganik mencapai angka 43,75% dan sampah organik mencapai angka 56,25%.

2) Munculnya lebih dari 5 TPA ilegal di Kota Prabumulih, 3) Sampah menyebabkan bencana banjir hingga 4x dalam 1 tahun, kebakaran, dan masalah kesehatan yakni kasus demam berdarah sebanyak 202 kasus dan kasus diare sebanyak 2.184 kasus pada tahun 2023.

Kegiatan pokok dari program RINDU RESIK ini dijalakan oleh 30 orang yang terdiri dari 15 orang kelompok pencacah, 8 orang kelompok produksi papan sampah plastik dan 7 orang kelompok pengrajin.

Kegiatan utama kelompok adalah melakukan pengumpulan sampah anorganik berupa plastik, kaca, kemasan sachet dll untuk kemudian dicuci, dicacah dan dilebur menjadi papan plastik.

Papan plastik tersebut akan dipercantik oleh pengrajin sehingga tercipta produk-produk bernilai ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan keseharian masyarakat, seperti meja, kursi, kotak penyimpanan dan juga wadah getah karet beku. Keberhasilan program PAKAR BALAM ini terlihat pada dampak positif yang dirasakan masyarakat.

Dari segi lingkungan program ini mampu mengolah sekitar 5.807 ton/tahun sampah anorganik dan 6.522 ton/tahun sampah organik, berpotensi menurunkan 12.375 ton CO2eq emisi gas rumah kaca serta mengurangi 2.190 liter/tahun cuka para atau asam asetat sebagai penggumpal lateks.

Dari segi ekonomi terdapat penjualan produk anorganik mencapai 2.903 ton/tahun dan produk organik mencapai 3.261 ton/tahun. Dari segi sosial dan kesejahtearaan, terdapat 95 KK (Kartu Keluarga) yang menjadi penerima manfaat langsung, 6.420 jiwa menjadi penerima manfaat tidak langsung dan 22 stakeholder berpartisipasi dalam penciptaan rantai ekonomi baru.

Pengembangan program ini tidak dilakukan sendiri, tetapi dilakukan dengan menggandeng multi-aktor yang berada di Kota Prabumulih, mulai dari akademisi, Pemerintah, media, sektor swasta, dan kelompok di masyarakat. Termasuk didalamnya menjadikan penerima manfaat sebagai local hero program untuk menggerakkan kelompok sehingga proses transfer ilmu akan lebih mudah dilakukan.

“Kami senang sekali menjalankan berbagai kegiatan program RINDU RESIK ini. Kami banyak belajar mengenai pengelolaan sampah anorganik mulai dari hal terkecil, seperti memisahkan sampah di rumah. Dari hal itu kami mulai melakukan kegiatan daur ulang sampah anorganik, dari pengumpulan, pencacahan hingga pemasaran produk. Saya dan teman-teman sangat bersyukur dengan adanya program ini karena dapat menambah ilmu, meningkatkan pendapatan serta membantu melestarikan lingkungan,” ungkap Ramdoni, Local Hero program RINDU RESIK.

Senior Manager Prabumulih Field, Muhammad Luthfi Ferdiansyah, mendukung penuh program PAKAR BALAM ini untuk menjadi salah satu solusi atas permasalahan lingkungan, ekonomi, maupun sosial.

"Melalui program ini, diharapkan Pertamina EP Prabumulih Field dapat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, perkembangan industri lokal dan tentunya menjawab salah satu permasalahan utama yakni timbulan sampah serta melestarikan lingkungan di Kota Prabumulih,” ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: