PNM Mekaar, Strategi Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Secara Inklusif dan Berkelanjutan
Upaya penghapusan kemiskinan menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia dan organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) pertama terkait pengentasan kemiskinan global.
Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Ekonomi, Arif Budimanta, mengungkapkan strategi pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan ekstrem hingga mencapai titik nol. Strategi ini melibatkan penurunan beban pengeluaran masyarakat, peningkatan pendapatan melalui program pemberdayaan, serta perbaikan lingkungan di wilayah yang menjadi kantong kemiskinan.
Baca Juga: PNM Mekaar Hadir di Pulau Natuna, Genjot Inklusi Keuangan di Wilayah 3 T
"Indonesia bukan hanya harus tumbuh tinggi tapi juga inklusif, salah satunya dengan program penghapusan kemiskinan, baik yang ekstrem maupun kemiskinan biasa," kata Arif dalam acara Diskusi Media: Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Banyuwangi yang merupakan bagian dari rangkaian acara Journalist Journey PNM 2024, dilansir Senin (30/9/2024).
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat, terutama melalui program PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera). Program ini memberikan pembiayaan dan pendampingan usaha bagi perempuan prasejahtera agar mereka dapat berdaya dan keluar dari lingkaran kemiskinan.
Dalam rangka memperlihatkan dampak dari program ini, PNM mengajak para jurnalis untuk melihat langsung situasi kemiskinan ekstrem di Banyuwangi. Di wilayah tersebut, angka kemiskinan ekstrem sudah turun menjadi 0,29%, lebih rendah dari angka di Provinsi Jawa Timur yang mencapai 0,66%, dan juga dari rata-rata nasional sebesar 0,83%.
Jurnalis juga diajak berinteraksi dengan Mbah Marinah, seorang nenek berusia 103 tahun penerima manfaat program Rantang Kasih, yang menyediakan makanan bergizi bagi lansia setiap hari. Selain itu, mereka juga mengunjungi Ibu Sa’adi, seorang nasabah PNM Mekaar yang dulunya bekerja sebagai pencari sapu lidi. Dengan bantuan PNM Mekaar, Ibu Sa’adi kini menjalankan usaha penjualan sayur pakis, yang tidak hanya mencukupi kebutuhan keluarganya tetapi juga memungkinkan cucunya untuk mengenyam pendidikan formal.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menekankan bahwa program ini tidak hanya memberikan modal finansial, tetapi juga intelektual dan sosial. Pendekatan berbasis kelompok diharapkan dapat mendorong anggota untuk saling mendukung dalam mengembangkan usaha.
“Mereka yang naik kelas harus tetap ada di ekosistem ini. Kalau bisa, yang besar menarik yang kecil,” ungkap Arief.
Ia menekankan pentingnya menjaga budaya gotong royong di antara nasabah PNM Mekaar agar semua pihak dapat tumbuh bersama.
Sejak diluncurkan pada tahun 2015, PNM telah memberikan pendampingan kepada lebih dari 20 juta perempuan di seluruh Indonesia. Setelah bergabung dengan Holding Ultra Mikro, layanan keuangan inklusif yang diberikan juga semakin beragam.
Arief menambahkan bahwa lebih dari 1,7 juta nasabah PNM telah naik kelas ke BRI atau Pegadaian, dan sekitar 400 ribu ketua kelompok PNM Mekaar telah dibantu menjadi Agen BRILink Mekaar untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Arif Budimanta juga memuji program pemberdayaan PNM Mekaar, yang menurutnya mendorong pembelajaran antaranggota kelompok. Dengan adanya keragaman dalam kelompok, anggota yang lebih berpengalaman dapat membantu yang lainnya untuk maju.
Baca Juga: PNM Raih Dua Penghargaan Bergengsi di Merdeka Award 2024
"Karena berbasis kelompok, pesertanya beragam, ada yang dari kelompok miskin ekstrem, ada juga yang mungkin dari golongan menengah. Di sini terjadi pembelajaran, yang sudah berani berusaha dan lebih berpendidikan bisa menarik anggota kelompok lainnya," jelas Arif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement