Memupuk Nasionalisme di Era Digital, Membentengi Generasi Muda dari Masuknya Budaya Asing
Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan kegiatan Flagship Gebyar Literasi Digital 2024 untuk komunitas masyarakat di wilayah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini digelar di Alun-Alun Wates, Kulon Progo berlangsung pada Sabtu (28/9/2024) serta didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.
Hadir pembicara yang ahli di bidangnya dari berbagai bidang antara lain Founder Dagadu Djogja, Djaka Dwiandi, Mantan Anggota DPR RI, Bambang Sadono, Kolonel Infanteri Yudi Rombe, Agung Kurniawan selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kulon Progo, Madha Soentoro sebagai Key Opinion Leader serta Bayhaqi selaku Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Sleman sekaligus CEO BerDigitaL.com.
Para narasumber masing-masing memberikan pemaparan soal kecakapan digital, budaya digital, hingga keamanan digital yang penting sebagai modal berinteraksi di dunia digital bagi tiap generasi.
Kegiatan ini juga melibatkan berbagai komunitas, seperti ReadAloud Jogja, Komsibar Kulon Progo, Kelompok Penggiat Sejarah Kulon Progo, NGO Bule Mengajar, UnnieRajut, Komunitas Otomotif Binary, Pasukan Senam Bogo dan Komunitas Omah Senam Kreo.
Survei terbaru dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia. Sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.
Internet yang memudahkan penyebaran informasi memberi peran pada masuknya budaya asing ke Indonesia. Nasionalisme di era digital pun menemui tantangan, juga peluang. Kolonel Infanteri Yudi Rombe mengungkapkan, sikap cinta dan kebanggan terhadap bangsa sendiri harus tetap ditumbuhkan bahkan diperkuat di era digital.
"Di era digital nasionalisme memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga identitas dan integritas suatu bangsa," kata Yudi.
Hal ini menurutnya sangat berhubungan dengan tantangan globalisasi. Sikap nasionalisme menjadi benteng untuk melindungi nilai-nilai lokal dan identitas budaya dari pengaruh luar yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip kebangsaan.
Ia menyambung bahwa literasi digital yang baik dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya multikulturalisme dan kebhinekaan. Rasa nasionalisme ini juga akan menanggulangi radikalisme dan intoleransi yang muncul di masyarakat.
Terkait dengan itu, Mantan Anggota DPR RI, Bambang Sadono menambahkan bahwa menjaga persatuan di tengah gempuran informasi, perlu diisi juga dengan dakwah digital yang menyejukan di era digital. "Apalagi media digital rawan hoaks, konflik, hingga penipuan," cetus Bambang.
Untuk itu saat dakwah menggunakan media digital, maka perlu memperhatikan tata krama publik, sikap mau mendengarkan dan menghormati pendapat orang lain, serta tidak memaksakan kehendak dan menghindari konflik.
Narasumber lainnya, Ketua Relawan TIK Sleman, Bayhaqi mengungkapkan bahwa pengguna media digital juga harus memahami soal multikulturalisme di ruang digital. "Di mana interaksi antar-budaya dalam lingkungan digital memungkinkan individu dari berbagai latar belakang berpartisipasi, berkomunikasi dan berkolaborasi," katanya di kesempatan yang sama.
Multikulturalisme juga mencakup pertukaran budaya, nilai, dan ide yang terjadi melalui media digital tanpa batas geografis. Bentuk multikulturalisme di media digital pun banyak macamnya, misalnya saat pengguna berbagi pengalaman, tradisi, kepercayaan melalui unggahan di media sosial.
Menurut Bayhaqi, multikulturalisme dalam media digital memiliki dampak yang luas bagi para penggunanya, seperti memperluas wawasan dengan informasi baru, interaksi lintas budaya yang meningkatkan pemahaman bagi individu, serta bisa menginspirasi kolaborator secara global.
Baca Juga: Menkominfo Budi Arie Dorong Kedaulatan Digital Indonesia untuk Perkuat Teknologi
Mengenai kecakapan digital, Kepala Dinas Kominfo Kulon Progo, Agung Kurniawan mengungkapkan, pengguna media digital harus memiliki pemahaman dasar teknologi seperti menggunakan mesin pencarian informasi, memvalidasi sumber informasi dan menyaring informasi yang diterima melalui media digital agar tidak terkena hoaks. Namun ia mengakui memang pemahaman literasi digital memiliki tantangan di Indonesia.
"Ada kesenjangan akses teknologi digital di setiap daerah, sulitnya memilah informasi yang relevan dari banyaknya informasi yang beredar di internet dan ancaman penyebaran informasi palsu yang menyesatkan," jelas Agung.
Ada pula ancaman judi online dengan akses yang mudah bagi segala usia, di mana menurut data Kominfo pada April 2024, judi online di Indonesia mencapai 2,7 juta dan pemainnya kebanyakan remaja usia 17-30 tahun. Kesadaran berinternet yang sehat harus dipahami semua lapisan umur, jangan terlena bermain sosial media, hati-hati menyerap informasi hingga jangan mengambil resiko mengakses situs atau aplikasi yang tidak dikenal.
Saluran komunikasi dalam media digital pun tersedia dalam berbagai platform, jenis konten menarik, serta harus akurat. Mengenai membuat konten menarik, Djaka Dwiandi menyambung bahwa sebagai pengguna harus bisa memanfaatkan perangkat digital dengan maksimal.
"Strategi efektif promosi budaya di ruang digital dengan menggunakan platform yang tepat, hubungkan konten dengan tren kolaborasi komunitas atau tokoh lokal," katanya.
Tentunya agar menarik minat audiens, konten harus menarik dengan visual dan cerita menyentuh. Konten kreator pun bisa membuat interaksi dengan audiens lewat tanya jawab.
Namun memang akan tetap ada tantangan yang dihadapi konten kreator seperti kebisingan konten, perbedaan minat audiens, dan potensi misinterpretasi. Solusinya menurut Djaka adalah harus tetap konsisten membuat konten dan berkolaborasi.
Sebagai KOL yang hadir, tak lupa Madha Soetoro mengingatkan soal keamanan digital. "Kemampuan dalam memanfaatkan teknologi digital seharusnya diimbangi juga dengan kesadaran akan keamanan dalam berdigital," ungkapnya.
Baca Juga: Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana, Kominfo Resmi Rilis SNPDK
Kesadaran bagi individu pengguna media digital dimulai dari menjaga keamanan data pribadi dengan tidak menyebarkannya di ranah digital. Kemudian harus ada pengetahuan soal melindungi perangkat pribadi seperti ponsel dan laptop, yakni dengan anti-virus.
Ancaman di ranah digital seperti phising sampai pengambilalihan akun juga harus disadari pengguna jika sudah mendapatkan edukasi. Setelah memahami pentingnya keamanan digital serta mempraktekkannya, pengguna media digital pun akan merasa lebih aman berselancar didunia maya.
Gebyar Literasi Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Informasi lebih lanjut mengenai gerakan literasi digital dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement