Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliki Potensi Besar, Bos SKK Migas: Indonesia Timur Masih Perawan, Perlu di Eksplorasi Gas

Miliki Potensi Besar, Bos SKK Migas: Indonesia Timur Masih Perawan, Perlu di Eksplorasi Gas Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Surabaya -

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto secara tegas mengatakan, bahwa dalam upaya meningkatkan produksi migas nasional, SKK Migas telah merumuskan strategi utama, dengan fokus yang kuat pada eksplorasi sebagai strategi jangka panjang. Dalam lima tahun terakhir  ini kata Dwi, dukungan atas Pemerintah, khususnya Kementerian ESDM iklim investasi di eksplorasi bisa terus ditingkatkan. 

“SKK Migas dan KKKS sudah melakukan survei seismik 2D sepanjang sekitar 48.500 km, survei 3D seluas sekitar 10.000 km2 serta aktivitas 4 full tensor gradiometry seluas sekitar 250.000 km2. Ini adalah bukti kegiatan eksplorasi migas yang masif untuk menemukan cadangan baru”, terang Dwi disela  Indonesia Exploration Forum (IEF) bertajuk "Framing the Future of Indonesia’s Oil and Gas: Massive Exploration for Indonesia Energy Security" di The Westin Hotel, Surabaya, Senin (14/10/2024)

Dwi juga menyatakan, saat ini SKK Migas mulai membidik wilayah Indonesia Timur dalam eksplorasi migas. Hal ini kara Dwi, wilayah timur Indonesia yakni, Buton, Timor, Seram , Aru dari Warim.

"Wilayah Indonesia Timur masih banyak Perawan artinya, wilayah ini merupakan sumber daya atau indikasi yang menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut dan disiapkan menjadi blok migas nantinya," kata Dwi.

Berdasarkan sumber Kementerian ESDM lima wilayah ini  memiliki prospek sumber daya migas yang menarik. Mulai dari area Buton sekitar 1 miliar barel minyak dan 3,8 Trillion Cubic Feet (TCF) gas, area Timor sekitar 4,9 miliar barel minyak dan 29,6 TCF gas, area Seram sekitar 7,5 miliar barel minyak dan 11,5 TCF gas, area Aru sebesar 6,8 miliar barel minyak dan 50,1 TCF gas dan area Warim sebesar 25,9 miliar barel minyak dan 47,2 TCF gas. 

"Intinya, para investor diberi kemudahan mulai perijin dan lainnya sebagaikan. Yang penting jangan di persulit meraka (Investor)," sambung Dwi

Sementara itu terkait kebijakan fiskal dan insentif pajak pada investor yang diterapkan Kementerian ESDM dalam lima tahun terakhir akan mempengaruhi minat investor di sektor eksplorasi migas?

Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Dadan Kusdiana mengatakan, saat ini pemerintah lewat Kementerian ESDM tengah bernegosiasi dengan otoritas fiskal untuk kemungkinan pengurangan tarif pajak sebagaimana Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2017 dan PP Nomor 53 Tahun 2017. Sementara untuk tahap eksploitasi juga sedang diusulkan keringangan fasilitas perpajakannya melalui perubahan dua PP tersebut. Selain itu juga terdapat insentif hulu migas melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 199/2021. 

"Kita sering sekali melakukan upaya-upaya untuk masalah tersebut. Ini sering kita lakukan rapat dengan Kementerian Keuangan untuk menyelesaikan masalah tersebut," pungkas Dadan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: