Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Optimalkan Energi Panas Bumi, Prabowo Didorong Hadirkan Insentif untuk Investasi

Optimalkan Energi Panas Bumi, Prabowo Didorong Hadirkan Insentif untuk Investasi Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menyarankan kepada Presiden RI yang baru saja dilantik, Prabowo Subianto, untuk memberikan insentif kepada investor pengembangan panas bumi. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan energi di Indonesia.

“Kalau Prabowo mau mengoptimalkan pemanfaatan geotermal, ya dengan menciptakan suatu sistem iklim investasi yang ramah. Mungkin kita bisa memberikan insentif ke investor-investor yang mau masuk, itu pasti menarik bagi investor,” kata Fahmy Radhi dalam keterangannya, Minggu (20/10/2024).

Baca Juga: Rupiah Tangguh Jadi Rp15.449 per Dolar AS Setelah Prabowo-Gibran Resmi Pimpin Indonesia

Menurut Fahmy, investasi yang dilakukan tidak hanya terhadap sistem pembangkit listriknya saja, melainkan juga infrastruktur logistiknya. Pasalnya, lokasi sumber panas bumi sebagian besar berada di daerah pegunungan yang aksesnya sulit.

Adapun alternatif lainnya adalah membangun sendiri sarana dan prasarana jalan tersebut dengan menggunakan Anggarapan Pendapatan Belanja Negara (APBN) dari pemerintah pusat, atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dari pemerintah daerah.

“Seperti yang dilakukan Jokowi memberikan insentif fiskal yang besar terhadap investor (hilirisasi) nikel maka banyak investor China yang masuk. Nah, di (pengembangan) geotermal itu tidak dilakukan oleh Jokowi maka kini Prabowo sebaiknya prioritaskan,” ucap Fahmy.

Dia meminta kepada pemerintahan baru Prabowo Subianto untuk selalu konsisten serta berkomitmen penuh dalam mengembangkan berbagai sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia demi mencapai target net zero emission 2060.

Baca Juga: Tak Artifisial, Gaya Prabowo Berpidato Jadi Sorotan: Yang Dikatakan, Dia Rasakan

Dirinya pun mengaku khawatir dengan tingkat bauran energi bersih di Indonesia yang tercatat hanya sekitar 12,5%. Angka tersebut jauh dari target 23% yang diwacanakan untuk dapat tercapai pada tahun 2025 mendatang.

“Kalau mulai sekarang diberlakukan secara konsisten dan terus-menerus, tidak diganggu oleh lobi-lobi dari kelompok oligarki maka saya punya harapan nanti lima tahun ke depan di akhir pemerintahan Prabowo itu bisa keseluruhan energi kita tidak lagi bergantung dari negara lain,” imbuhnya.

Sebagai informasi, Prabowo Subianto telah resmi dilantik menjadi Presiden RI Masa Bakti 2024 – 2029 usai mengucapkan sumpah jabatannya dalam Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2024.

Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO): Panas Bumi Kunci Indonesia Mandiri Energi dan Nol Emisi

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024 - 2029 usai mengucapkan sumpah jabatan dalam Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen Jakarta, Minggu.

Dalam pidatonya, Prabowo optimis Indonesia mampu melakukan swasembada energi dan tidak bergantung pada negara lain di bawah kepemimpinannya. Ia mengatakan bahwa Indonesia memiliki berbagai tanaman yang bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi, seperti kelapa sawit, singkong, tebu dan jagung.

Baca Juga: Optimalisasi Panas Bumi Terhalangi Dua Tantangan, Ini Kata Pertamina Geothermal (PGEO)

Prabowo juga menyatakan bahwa Indonesia mempunyai potensi energi panas bumi (geotermal), batu bara serta air yang besar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: