Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Semen Hijau, SIG Bantu Kementerian PUPR Pacu Pembangunan Rendah Karbon!

Lewat Semen Hijau, SIG Bantu Kementerian PUPR Pacu Pembangunan Rendah Karbon! Kredit Foto: Semen Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperkuat komitmennya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur berkelanjutan melalui optimalisasi penggunaan semen ramah lingkungan. 

Plt. Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi Kementerian PUPR, Dicki Rinaldi, menekankan pentingnya penggunaan Non-Ordinary Portland Cement (Non-OPC) sebagai solusi untuk mengurangi dampak lingkungan dalam pembangunan.

“Kita harus memastikan pembangunan infrastruktur memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan daya dukung lingkungan,” ujar Dicki, dalam Workshop Optimalisasi Penggunaan Semen Ramah Lingkungan di Jakarta, Kamis (17/10/2024). 

Ia menambahkan, Kementerian PUPR telah mengeluarkan sejumlah regulasi yang mendukung penggunaan Non-OPC di berbagai proyek konstruksi, termasuk Surat Edaran No. 07/2016 dan Instruksi Menteri PUPR No. 04/2020.

“Kementerian PUPR juga berupaya untuk menyesuaikan persyaratan spesifikasi teknis untuk masing-masing jenis bangunan konstruksi, baik di bidang jalan dan jembatan, sumber daya air maupun permukiman dan perumahan,” terangnya. 

Baca Juga: SIG dan BTN Kolaborasi Bangun Rumah Ramah Lingkungan di Pasaman Barat

Semen Non-OPC, yang memiliki keunggulan dari sisi teknis, ekonomi, dan lingkungan, sudah digunakan di berbagai mega proyek di Indonesia, seperti Jembatan Suramadu dan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. 

Guru Besar ITB, Iswandi Imran, menjelaskan bahwa semen ramah lingkungan ini telah dilengkapi dengan standar dan regulasi yang memadai. 

“Standar dan regulasi di Indonesia sudah lengkap, tinggal bagaimana kita secara konsisten menerapkannya,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Lilik Unggul Raharjo, menyebut bahwa semen Non-OPC mampu menurunkan emisi karbon dan mengurangi penggunaan sumber daya alam. Semen Non-OPC juga telah digunakan di berbagai mega proyek di Indonesia, seperti Jembatan Suramadu, Jalan Tol Bali Mandara, Pelabuhan Patimban, dan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Terkait pasokan, Lilik Unggul Raharjo menyampaikan bahwa total kapasitas semen Non-OPC di Indonesia mencapai sekitar 93 juta ton.

"Supply mapping-nya mulai dari ujung Sumatra hingga Papua semua sudah memproduksi PCC (Portland Composite Cement). Kemudian beberapa pabrik anggota ASI seperti pabrik SIG yang ada di Narogong sudah memproduksi full Non-OPC, seperti PCC, PPC (Portland Pozolan Cement), slag, kemudian juga hidraulis. Demikian pula pabrik di Tuban dan Tonasa. Anggota asosiasi yang lain juga ada yang sudah melakukannya," ujar Lilik Unggul Raharjo.

Baca Juga: SIG Gencarkan Dekarbonisasi, Hadirkan Semen Hijau untuk NZE 2060

Terpisah, Direktur Utama SIG, Donny Arsal menyambut positif upaya Kementerian PUPR untuk optimalisasi penggunaan semen ramah lingkungan dalam pekerjaan konstruksi. Sebagai market leader di industri semen tanah air, SIG memiliki beragam inovasi produk semen hijau yang rendah karbon sebagai bentuk tanggung jawab dan kontribusi Perusahaan dalam mewujudkan konstruksi berkelanjutan di Indonesia.

“Semen hijau SIG adalah solusi terbaik untuk konstruksi ramah lingkungan yang rendah karbon dan bisa menjadi pilihan utama bagi pemerintah, serta pengembang properti untuk meningkatkan keunggulan dan daya saing. Dengan jaringan operasional yang ekstensif, SIG siap mendukung pembangunan hingga wilayah terpencil di seluruh wiilayah Indonesia,” kata Donny Arsal.

Donny Arsal menambahkan, SIG tidak berpuas diri dan tidak berhenti pada inovasi semen hijau. Sebagai bagian dari perjalanan transformasi Perusahaan, SIG menghadirkan produk precise interlock brick untuk solusi pembangunan rumah yang efektif, efisien, serta ramah gempa. Penggunaan precise interlock brick juga membuat durasi konstruksi lebih cepat, dan tampilan yang modern.

"Produk precise interlock brick telah diaplikasikan pada contoh hunian tapak ramah lingkungan tipe 36 di IKN (Ibu Kota Nusantara) yang dibangun dalam waktu 15 hari. Inovasi ini diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat, guna mengatasi backlog perumahan di Indonesia," ujar Donny Arsal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: