Peneliti Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ragimun, menyarankan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Investasi dan Hilirisasi yang baru dibentuk, untuk memperkuat kebijakan hilirisasi 100 hari ke depan.
Menurut dia, pemerintah harus berfokus pada empat sektor hilirisasi di antaranya perkebunan, kelautan dan perikanan, pertanian serta industri kimia.
Baca Juga: Prabowo Tugaskan Luhut Urus Hilirisasi: 26 Komoditas Jadi Fokus Utama
Ragimun menyebut bahwa dengan menambahnya nomenklatur kementerian tersebut, besar harapan agar mereka bisa memperkuat beleid pengolahan produk mentah menjadi barang bernilai tambah tinggi yang tidak hanya menyasar pada sektor mineral maupun energi saja, melainkan turut memperkuat sektor riil terkait.
"Nanti kementerian ini mengarahkan juga pada investasi-investasi yang bergerak dalam sektor riil, seperti kegiatan hilirisasi sesuai namanya. Sehingga kemudian akan menjadi multiplier pada sektor lain atau pendukungnya juga. Di samping itu akan meningkatkan nilai tambah pada sektor-sektor yang dilakukan hilirisasi," kata Ragimun dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (24/10/2024).
Pemerintah, ujar Ragimun, bisa memperkuat pengolahan kakao, karet dan kelapa sawit untuk hilirisasi sektor perkebunan dalam 100 hari ke depan. Sementara untuk sektor perikanan dan kelautan, pemerintah bisa berfokus pada pengolahan rumput laut dan untuk sektor pertanian, pemerintah disarankan lebih mengutamakan hilirisasi pasca panen produk pangan.
"Kalau ada hilirisasi pasca panen, misalnya cabai digiling jadi cabai bubuk, dan lain-lain, maka tahan lama dan bisa menggerakkan ekonomi juga," ucapnya.
Sementara untuk hilirisasi di bidang industri kimia, Ragimun beralasan bahwa sektor tersebut perlu diperkuat lantaran saat ini sedang dalam tren pertumbuhan.
"Industri kimia saat ini banyak dibutuhkan dan terjadi peningkatan ekspornya," imbuhnya.
Lebih lanjut, untuk memperkuat investasi serta hilirisasi di empat sektor tersebut, Ragimun menyampaikan bahwa pemerintah perlu memaksimalkan strategi berupa instrument fiscal. Baik dari sisi insentif maupun disinsentif. Termasuk di antaranya pemberian keringanan tingkat suku bunga investasi, sembari terus melakukan perbaikan layanan bagi investor.
Baca Juga: Cegah Hilirisasi Nikel Dongkrak Emisi, Pakar Dorong Industri Gunakan EBT
Melalui penguatan empat sektor dan penerapan strategi tersebut, kata Ragimun, diharapkan keinginan Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 8% bisa terakselerasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement