Harga emas dunia mengalami penurunan tipis pada penutupan perdagangan hari Jumat (1/11/2024). Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah serta penguatan dolar dari Amerika Serikat (AS).
Tercatat, emas spot tercatat turun 0,2% menjadi US$2.736,28 per ons. Ini terjadi setelah emas mencapai rekor tertinggi di angka US$2.790,15. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup stabil di level US$2.749,20.
Baca Juga: Efek Ketegangan Geopolitik: Emas dan Batu Bara Melemah, CPO Justru Menguat
Analis Pasar Senior RJO Futures, Bob Haberkorn cukup meragukan penurunan akan harga emas. Hal ini tidak terlepas dari sejumlah resiko serta ketidakpastian yang masih menghantui pasar dunia.
Bob mengatakan saat ini terdapat terlalu banyak hal yang bisa mempengaruhi harga komoditas terkait, misalnya pemilihan presiden AS dan adanya pembicaraan mengenai serangan balasan Iran terhadap Israel.
“Laporan pekerjaan yang mengecewakan seharusnya mendorong Federal Reserve untuk melakukan pemotongan suku bunga,” jelasnya dilansir Senin (4/11).
Di sisi lain, ada peluang 100% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Fed pada minggu depan.
Emas dikenal sebagai aset yang cocok dijadikan sebagai instrumen investasi saat ketidakpastian ekonomi dan politik. Biasanya, harga emas akan meningkat dalam lingkungan suku bunga rendah. Namun, tingginya harga emas saat ini mulai mempengaruhi permintaan fisik di beberapa wilayah Asia.
Baca Juga: Awas Hoax! BPA pada Kemasan Pangan Masih dalam Batas Aman
Ketidakpastian global terus menghantui pasar komoditas dunia, investor dituntut untuk terus berhati-hati mengambil keputusan sembari memantau perkembangan situasi politik dan ekonomi global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement