Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Cuma Keputusan OPEC+, Sejumlah Hal Ini Akan Bikin Harga Minyak Kian Meroket?

Tak Cuma Keputusan OPEC+, Sejumlah Hal Ini Akan Bikin Harga Minyak Kian Meroket? Crude Oil | Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak mentah global melonjak hampir 3% pada penutupan perdagangan Senin (4/11/2024). Tercatat,  harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik sebesar US$1,98 atau 2,85%, menjadi US$71,47 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari naik US$1,98 atau 2,71% menjadi US$75,08 per barel.

Analis UBS, Giovanni Staunovo mengatakan hal ini tidak terlepas dari keputusan OPEC+ yang menunda rencana peningkatan produksi selama satu bulan. Menurutnya, organisasi tersebut menunggu dampak kebijakan pemotongan suku bunga AS serta pelonggaran fiskal dan moneter di China.

Baca Juga: Analis Ragukan Isu Perang Besar Iran-Israel, Harga Minyak Akan Terus Naik?

"Mereka juga menantikan kepastian pemimpin AS yang baru serta dampak pemotongan kompensasi bagi negara-negara yang sempat melampaui kuota produksi," kata Staunovo, dilansir Selasa (5/11).

Dengan keputusan ini, OPEC+ memperpanjang pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari (bpd) hingga Desember. Awalnya, OPEC+ berencana menaikkan produksi sebesar 180.000 bpd pada bulan Desember, tetapi menundanya karena permintaan yang lemah dan harga yang sempat menurun.

Situasi Geopolitik dan Keputusan Kebijakan Menambah Volatilitas

Harga minyak sempat tertekan oleh kenaikan produksi di AS. Namun, harga kembali naik pada hari Jumat setelah laporan potensi serangan balasan Iran terhadap Israel memicu kekhawatiran.

Pasar bersiap menghadapi pemilihan presiden AS yang berlangsung Selasa, di mana survei menunjukkan persaingan ketat antara Kamala Harris dari Demokrat dan mantan Presiden Donald Trump dari Republik.

Di sisi lain, ekonom memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Kamis, menambah potensi volatilitas harga minyak pekan ini.

Baca Juga: Agresivitas China di Natuna Jadi Tantangan bagi Diplomasi Pertahanan Indonesia-China

Sementara itu, China mengadakan rapat Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional yang diprediksi akan menyetujui stimulus tambahan untuk mendukung ekonomi yang melambat, meskipun sebagian besar dana akan dialokasikan untuk mengurangi utang pemerintah daerah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: