"Ketika melakukan perekaman transaksi, maka jurnal yang berkaitan dengan kegiatan transaksi tersebut sudah pasti akan terbentuk dan langsung secara otomatis membentuk pada laporan keuangan sesuai dengan kelompoknya masing-masing," katanya.
Selain dapat mempermudah sebuah kegiatan, aplikasi juga dapat membuat seseorang melupakan dasar apa yang membentuk aplikasi tersebut. Karena dengan mudahnya kegiatan ini, sampai melupakan esensi yang ada pada aplikasi SAKTI tersebut.
Baca Juga: Dilantik Jadi Wakil Ketua DPR, Putri Zulkifli Hasan Siap Kawal Swasembada Energi Prabowo
Seperti yang telah diketahui bahwa dasar pada SAKTI itu adalah sebuah proses akuntansi. SAKTI ini dapat dikatakan bentuk peraturan perundang-undangan terkait dengan proses transaksi keuangan yang dibuat dalam sebuah aplikasi. Setiap melakukan perekaman akuntansi, senantiasa jurnal-jurnal hasil transaksi tersebut akan terbentuk sampai dengan proses laporan keuangan.
"Hal ini tidak akan menjadi masalah jika semua hal yang telah dimasukkan ke aplikasi sesuai dengan petunjuk dan aturanaturan yang telah ditetapkan. Namun, ada saja satu atau dua hal yang dapat mengakibatkan adanya anomali dalam data hasil masukan pada aplikasi SAKTI ini," ujarnya.
Ketika terjadi hal seperti ini, di sinilah dasar-dasar akuntansi digunakan untuk dapat melakukan analisis terkait permasalahan yang terjadi. Ketika terjadi anomali seperti ini, diperlukan kemampuankemampuan untuk dapat melakukan analisis berdasarkan ilmu akuntansi yang ada.
"Seperti misal terdapat saldo akhir piutang yang bernilai kredit. Aplikasi SAKTI melalui MonSAKTI hanya menunjukkan bahwa saldo tersebut bersifat tidak normal. Namun agar hal tersebut dapat selesai, diperlukan kemampuan untuk dapat melacak dan mengerti bagaimana melakukan pembacaan terhadap buku besar akun piutang tersebut, kemudian melakukan penelusuran terkait dengan transaksi-transaksi piutang yang ada berdasarkan nomor dokumen yang ada," katanya.
Selain itu dapat diambil contoh pula adanya nilai kas yang berbeda dengan nilai yang ada pada laporan keuangan hasil cetakan SAKTI. Hal ini dapat dilacak apakah perekaman keluar uang tersebut telah sama dengan tanggal perekaman jurnalnya sehingga mengakibatkan perbedaan pada cetak laporan tersebut.
Dari dua contoh kecil di atas dapat dilihat jika ilmu akuntansi cukup berfungsi dalam hal penggunaan SAKTI ini. Ketika belajar akuntansi ada beberapa hal yang sebenarnya dipelajari dari dasar sampai tingkat lanjut.
Hal ini berlaku baik bagi akuntansi komersial maupun akuntansi pemerintah. Ketika di tingkat dasar dipelajari dasar-dasar akuntansi komersial, selanjutnya masuk ke tingkat menengah dan kemudian tingkat lanjut yang nantinya dapat pengimplementasian ke akuntansi pemerintah.
Baca Juga: Perkuat Keuangan Syariah, Bank Aladin Syariah Teken MoU dengan BPKH
"Mungkin jika semua berjalan lancar, maka tidak ada gangguan yang cukup signifikan untuk dapat menggunakan dasar-dasar akuntansi. Namun jika terjadi anomali dan kesalahan, maka disitulah konsep-konsep seperti yang telah disebutkan di atas tersebut dapat berperan agar laporan akhir yang terbentuk bebas dari adanya kesalahan, Jadi, gimana nih? Gak mau gitu pdkt sama akuntansi?," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement