Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Mau Didikte Asing, Indonesia Bakal Segera Tentukan Harga Sawit

Tak Mau Didikte Asing, Indonesia Bakal Segera Tentukan Harga Sawit Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono alias Mas Dar, menargetkan Indonesia untuk menjadi negara penghasil sawit terbesar di dunia pada tahun 2025 nanti. Selain itu, target lainnya adalah Indonesia mampu menentukan harga sawit global serta memperkuat posisinya di pasar internasional.

"Target kita Indonesia yang menentukan harganya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya," ujar Wamentan saat menghadiri Konferensi Kelapa Sawit Indonesia ke-20 dan Outlook Harga 2025 di Nusa Dua Bali, Kamis, (7/11/2024).

Baca Juga: Jadi Tulang Punggung Perekonomian, Pemerintah Dorong Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan, Efisien, Kompetitif

Dengan demikian, sambungnya, Indonesia juga bakal memiliki otoritas penuh atas ketentuan harga yang berlaku di seluruh dunia.

Oleh sebab itu, dirinya mengajak para petani serta para pelaku usaha lainnya di bidang perwasitan untuk memperlakukan sawit nasional sebagai perkebunan istimewa yang diberi perhatian khusus untuk memperkuat ekonomi nasional baik untuk saat ini maupun ke depannya.

“Sawit ini champion kita, sawit ini andalan kita dan kita harus memperlakukan sawit kita sebagai sesuatu yang istimewa dan kita tidak mau didikte oleh negara lain,” jelasnya.

Pemerintah, sebagai upaya dan langkah nyata, saat ini berhasil mengembangkan hilirisasi sawit dari komoditas biasa menjadi produk B50 yang bisa ditawarkan ke berbagai negara di seluruh dunia. Pasalnya, B50 dinilai sebagai daya tawar Indonesia kepada dunia.

“Tapi, kalau mereka tidak mau ya kita gunakan sendiri. Jadi, dengan B50 kita punya opsi agar semua sawit kita terserap,” ungkapnya.

Dia menyebut bahwa pemerintah juga sudah memiliki hitung-hitungan sendiri yang matang terkait seberapa banyak sawit yang harus dijual ke luar negeri serta berapa banyak sawit yang harus terserap di dalam negeri.

“Kita sudah punya perhitungan semuanya. Percayalah kita bisa karena kita punya banyak profesor dan kita banyak orang ahli di bidang sawit," tuturnya.

Selain itu, Mas Dar mengaku pemerintah memiliki teknologi laboratorium untuk menghasilkan benih unggul. Sehingga, pihaknya bisa mengecek sebelum jadi kecambah apakah sawit tersebut layak ditanam atau tidak.

Baca Juga: Wamentan Jalankan Tracing Pohon Induk Kelapa Sawit Demi Jaga Produktivitas

“Kenapa? Karena kita ingin bibit bibit sawit kita berstandar,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: