Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Asia Terjun Bebas, Investor Main Aman Lawan Ketidakpastian Ekonomi

Bursa Asia Terjun Bebas, Investor Main Aman Lawan Ketidakpastian Ekonomi Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8/2021). Perdagangan IHSG pada sesi pertama ditutup melemah 62,86 poin atau 1,02 persen ke posisi 6.076,64. | Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Saham Asia berakhir melemah pada penutupan perdagangan di Selasa (12/11). Sentimen negatif menjadi biang keladinya, yakni ketidakpastian global dan kemungkinan kebijakan proteksionisme dari Donald Trump.

Dilansir Rabu (13/11), Berikut ini adalah catatan pegerakan sejumlah papan bursa yang berada dalam Bursa Saham Asia. Terlihat rerata mengalami penurunan yang signifikan:

  • Hang Seng Hong Kong melemah 2,84% dan mengakhiri sesi di level 19.846,88. 
  • CSI 300 Tiongkok turun 1,1% ke posisi 4.085,74.
  • Kospi Korea Selatan melemah 1,94% ke 2.482,57.
  • Kosdaq jatuh lebih dalam hingga 2,51% ke 710,52
  • S&P/ASX 200 Australia turun 0,13% ke 8.255,6
  • Nikkei 225 Jepang terkoreksi 0,4% ke 39.376,09
  • Topix ditutup di level 2.741,52.

Penurunan indeks utama mencerminkan kehati-hatian investor terhadap kebijakan ekonomi yang akan dilancarkan oleh Donald Trump. Di sisi lain, mereka juga mengkhawatirkan data ekonomi negara-negara besar yang sudah rilis maupun akan rilis pekan ini.

Investor khawatir data tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi, misalnya survei National Australia Bank yang menunjukkan kondisi bisnis tengah stagnan, hal itu memperkuat kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Sementara Indonesia menunjukkan data penjualan ritel untuk bulan September yang tidak menunjukkan pertumbuhan, hal itu mencerminkan lemahnya konsumsi domestik.

Baca Juga: Prabowo Sangat Optimis Kerjasama RI-China Akan Dorong Percepatan Investasi, Terkhusus Sektor Energi

Investor juga menantikan data inflasi dari India serta laporan bulanan pasar minyak dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Diharapkan kedua laporan tersebut bisa memberi petunjuk lebih lanjut mengenai kondisi pasar ke depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: