Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penghasil Emisi Terbesar, PBB Tuntut Pertanggungjawaban Negara G20

Penghasil Emisi Terbesar, PBB Tuntut Pertanggungjawaban Negara G20 Sekretaris Jenderal PBB (Sekjen PBB) Antonio Guterres | Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menegaskan bahwa negara yang tergabung dalam G20 harus bertanggung jawab terhadap perubahan iklim atas emisi besar yang mereka hasilkan. Hal ini ia katakan saat  membuka Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim di Conference of the Parties (COP) 29, Baku, Azerbaijan, Senin (11/11) lalu.

“G20 harus memimpin aksi mitigasi iklim. Mereka adalah penghasil emisi terbesar dengan kapasitas dan tanggung jawab terbesar,” tegas Antonio.

Baca Juga: Jadi Biang Kerok Emisi, IESR Dorong Pemerintah Tetapkan Peta Jalan Pensiun Dini PLTU

Selain itu, Antonio juga mendorong agar negara-negara G20 menggunakan pengetahuan dan teknologi mereka untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi perubahan iklim. Pasalnya, tahun 2024 menjadi tahun terpanas dalam sejarah, sekaligus menunjukkan dampak kehancuran akibat krisis iklim yang semakin nyata.

Untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius, emisi global harus turun drastis sebanyak 9% per tahun hingga 2030. Hal ini membutuhkan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil, peningkatan kapasitas energi terbarukan, serta penghentian deforestasi.

Namun, negara-negara berkembang menghadapi tantangan besar dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim, terutama karena minimnya pembiayaan dan tingginya biaya modal. 

“Tahun lalu, pasar negara berkembang di luar China hanya menerima 15 sen dari setiap dolar yang diinvestasikan dalam energi bersih secara global. COP29 harus meruntuhkan tembok pembiayaan iklim. Negara-negara berkembang tidak boleh pulang dari Baku dengan tangan kosong. Kesepakatan adalah suatu keharusan, dan saya yakin itu akan tercapai,” lanjut Antonio.

“Pembiayaan iklim bukanlah amal, melainkan investasi. Aksi iklim bukan pilihan, melainkan keharusan. Keduanya sangat penting untuk dunia yang layak huni bagi seluruh umat manusia dan masa depan yang makmur bagi setiap negara di bumi,” tambahnya.

Baca Juga: Pertamina Lampaui Target Emisi! Reduksi CO2 Capai 1,29 Juta Ton pada 2024

Berikut ini negara yang tergabung dalam G20, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: