APBN s.d. 31 Oktober 2024 mengalami defisit sebesar Rp309,2 triliun (1,37% PDB). Keseimbangan primer tercatat positif sebesar Rp97,1 triliun. Realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp383,0 triliun (73,3% dari APBN). Pembiayaan 2024 dikelola secara terukur dan antisipatif mempertimbangkan outlook defisit APBN dan likuiditas pemerintah, serta mencermati dinamika pasar keuangan. Pemenuhan target pembiayaan on-track, dengan cost of fund yang efisien dan risiko yang terkendali.
Sebagai kesimpulan, hingga 31 Oktober 2024, peran APBN terus dioptimalkan untuk melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kuartal III tetap positif sebesar 4,95%, didukung pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Kinerja APBN terjaga on-track, dengan defisit masih terkendali, belanja meningkat, dan pendapatan yang membaik. Dampak dari dinamika geopolitik global, pelemahan perekonomian global, dan arah kebijakan US pasca Pemilu diantisipasi dan dimitigasi. APBN terus dioptimalkan peranannya sebagai shock absorber dalam menjaga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement