Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Melemah, Tapi Sektor Konsumer Tetap Tumbuh! Saham ICBP dan AMRT Jadi Sorotan

Rupiah Melemah, Tapi Sektor Konsumer Tetap Tumbuh! Saham ICBP dan AMRT Jadi Sorotan Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laporan kinerja kuartal ketiga 2024 (3Q24) menunjukkan pertumbuhan yang solid di sektor konsumer Indonesia. Pertumbuhan volume domestik yang kuat dan permintaan konsumen yang stabil, terutama di luar Pulau Jawa, menjadi motor penggerak utama. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Abyan H. Yuntoharjo, mengatakan bahwa beberapa pemain utama seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), serta PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) melaporkan kinerja positif. Mereka berhasil memanfaatkan pertumbuhan volume yang lebih tinggi, strategi harga yang tepat, serta disiplin biaya operasional.

“ICBP dan INDF menunjukkan efisiensi operasional yang solid, sementara AMRT dan MIDI mendapat manfaat besar dari ekspansi ke luar Pulau Jawa yang menawarkan keuntungan berupa upah dan biaya operasional lebih rendah,” kata Abyan, Jakarta, Senin (25/7/2024). 

Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Menguat ke Level 7.196, BMRI hingga WIRG Jadi Saham Pilihan RHB Sekuritas

Namun, lanjut Abyan, tidak semua perusahaan di sektor ini menikmati hasil yang sama. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menghadapi tekanan akibat kenaikan biaya bahan baku dan tingkat pemanfaatan produksi yang lebih rendah. Sementara itu, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terguncang oleh penurunan pendapatan yang disebabkan boikot konsumen dan masalah harga internal. Sebaliknya, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) mencatatkan pertumbuhan laba kotor yang kuat berkat normalisasi harga bahan baku dan investasi strategis.

Secara keseluruhan, tren margin laba kotor bervariasi di seluruh sektor, mencerminkan dinamika biaya input yang berbeda-beda dan strategi harga. Sebagian besar perusahaan diuntungkan oleh harga komoditas yang stabil, tetapi pelemahan nilai tukar rupiah menjadi hambatan utama, meningkatkan biaya pengisian ulang stok bahan baku. Meski demikian, fokus pada efisiensi operasional tetap terjaga, dengan pengelolaan biaya operasional yang disiplin meski ada inisiatif pertumbuhan.

Baca Juga: IHSG Siap Tancap Gas, Cek 6 Saham Ini yang Berpotensi Kasih Cuan!

Dari sisi laba bersih, mayoritas perusahaan mencatatkan perbaikan, kecuali MYOR dan UNVR yang masih menghadapi tantangan signifikan. Perusahaan-perusahaan lain memanfaatkan daya beli yang pulih serta penyesuaian strategi untuk meningkatkan profitabilitas. Namun, kekhawatiran mengenai stabilitas harga dan dampak pelemahan rupiah terhadap struktur biaya masih membayangi prospek jangka panjang.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi Neutral untuk sektor konsumer, seraya menunggu kejelasan lebih lanjut tentang prospek 2025. 

“Meski momentum konsumsi bisa terjaga pada awal 2025 berkat perayaan-perayaan besar, pertumbuhan upah yang tertinggal dari kenaikan biaya hidup tetap menjadi ancaman terhadap ketahanan belanja masyarakat dalam jangka panjang,” jelas Abyan. 

Dalam urutan prioritas saham, Mirae menempatkan ICBP di posisi teratas, diikuti oleh MYOR, MIDI, INDF, AMRT, CMRY, dan UNVR.

Disclaimer: Perdagangan Beli Jual Saham adalah instrument investasi yang memiliki risiko kerugian. Semua postingan di laman ini bertujuan utama untuk berbagi informasi seputar market dengan analisa untuk meminimalisirkan risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual ada di tangan Anda masing-masing. Kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan ataupun kerugian yang ditimbulkan atas transaksi beli jual yang Anda lakukan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: