PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan pertumbuhan laba bersih luar biasa sebesar 958% pada sembilan bulan pertama tahun 2024, mencapai USD 720 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan ini didorong oleh peningkatan signifikan pada produksi bijih berkadar tinggi dari Fase 7 tambang Batu Hijau, serta kenaikan harga logam global.
Penjualan bersih AMMAN melonjak 117% menjadi USD 2,495 miliar, jauh melampaui capaian tahun sebelumnya sebesar USD 1,151 miliar. Peningkatan volume produksi tembaga dan emas masing-masing sebesar 68% dan 173% menjadi faktor utama kenaikan pendapatan. Produksi konsentrat pun naik 85% menjadi 637.106 metrik ton kering, sekaligus mencetak rekor baru dalam sejarah operasional Batu Hijau sejak tahun 2000.
Direktur Utama AMMAN, Alexander Ramlie, menyebut capaian berkat solidnya strategi operasional dan ekspansi perusahaan. “Kami telah mencatat rekor produktivitas dan produksi tertinggi sepanjang sejarah tambang ini. Dengan komitmen pada efisiensi dan keselamatan, kami siap menghadapi transisi ke Fase 8 dan produksi smelter di kuartal pertama 2025,” ujarnya, Kamis (28/11/2024).
Baca Juga: Alexander Ramlie Serok Saham AMMN Lagi, Kali Ini Borong 1,41 Juta Saham
Peningkatan penjualan yang signifikan juga mendorong kenaikan EBITDA sebesar 147%, mencapai USD 1,479 miliar dibandingkan USD 599 juta pada periode yang sama tahun lalu. Margin EBITDA AMMAN meningkat dari 52% menjadi 59%, mencerminkan keberhasilan manajemen dalam menjaga efisiensi operasional meski ada peningkatan belanja modal.
Adjusted C1 cash cost (biaya produksi tembaga per pon setelah kredit dari produk sampingan emas dan perak) membaik dari USD (0,32) per pon pada 9M 2023 menjadi USD (2,84) per pon di 9M 2024, menjadikan AMMAN salah satu produsen tembaga dengan biaya terendah di dunia.
Selama sembilan bulan pertama tahun ini, AMMAN menggelontorkan belanja modal sebesar USD 1,392 miliar, meningkat 52% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Proyek utama meliputi pembangunan smelter dan fasilitas PMR (USD 406 juta), ekspansi pabrik konsentrator (USD 470 juta), dan PLTGU serta infrastruktur pendukung lainnya. Penyelesaian proyek-proyek ini akan memperkuat posisi AMMAN sebagai produsen tembaga terintegrasi penuh di Indonesia.
Baca Juga: Gelontorkan Dana Rp13 Miliar, Konglomerat Ini Borong 1,41 Juta Saham AMMN
Sebagian produksi konsentrat telah disisihkan menjelang ramp-up smelter, dengan target produksi katoda tembaga pertama pada kuartal pertama 2025.
Selain Batu Hijau, AMMAN juga mengembangkan tambang Elang yang diproyeksikan menjadi salah satu tambang tembaga dan emas porfiri terbesar di dunia. Penambahan cadangan dari tambang ini diperkirakan mencapai 43% untuk tembaga dan 48% untuk emas, mendukung rencana jangka panjang perusahaan.
Dengan pijakan operasional yang kuat dan fokus pada transformasi menjadi produsen terintegrasi penuh, AMMAN optimis mempertahankan kinerja positif di tahun-tahun mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement