FL Technics Indonesia Resmikan Hanggar MRO Terbesar di Bali, Perkuat Posisi sebagai Pemain Utama di Asia-Pasifik
PT Avia Technics Dirgantara, yang dikenal sebagai FL Technics Indonesia, meresmikan fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) terbaru dan terbesar di Bali pada hari ini, bertepatan dengan perayaan hari jadinya yang ke-8. Hanggar seluas 17.000 m² ini bertujuan memperkuat kontribusi perusahaan dalam mendukung kemajuan industri penerbangan di Indonesia.
Fasilitas ini dirancang untuk menangani perawatan armada Narrow Body Boeing dan Airbus dengan berbagai layanan, termasuk line maintenance, base maintenance, heavy maintenance, layanan logistik, dan Pusat Logistik Berikat (PLB). Selain itu, hanggar ini menyediakan layanan Aircraft on Ground (AOG) selama 24 jam untuk respons cepat terhadap kebutuhan teknis pesawat, mengurangi waktu tidak beroperasi.
Martynas Grigas, Presiden Direktur FL Technics Indonesia, menyebutkan bahwa peresmian ini merupakan langkah strategis menjadikan Indonesia sebagai hub utama industri penerbangan di kawasan Asia-Pasifik dan Australia. “Fasilitas ini adalah ekspansi monumental untuk meningkatkan kapabilitas layanan penerbangan di Indonesia, terutama di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, yang merupakan bandara tersibuk kedua di Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: FL Technics Transformasi Layanan dengan Mengadopsi Teknologi Hijau di Industri MRO
FL Technics Indonesia juga tengah mengupayakan sertifikasi dari Civil Aviation Safety Authority (CASA) dan menargetkan sertifikasi dari European Aviation Safety Agency (EASA) pada tahun 2025. Dengan penerapan standar internasional ini, perusahaan berharap dapat memperluas layanan di pasar global dan mengokohkan posisi Indonesia di industri penerbangan internasional.
Direktur Utama PT Angkasa Pura Properti, Ristiyanto Eko Wibowo, menambahkan bahwa fasilitas ini adalah hasil sinergi dalam mendukung optimalisasi lahan bandara. “Fasilitas ini menjadi bagian dari ekosistem aviasi yang memberikan nilai tambah dan memperkuat posisi Indonesia dalam infrastruktur penerbangan,” ujarnya.
Kehadiran fasilitas ini diharapkan tidak hanya mempercepat perawatan pesawat dan mengurangi ketergantungan pada layanan luar negeri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja di sektor terkait, mendukung perekonomian lokal, dan meningkatkan kualitas layanan penerbangan di kawasan Asia-Pasifik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement