Ketika perusahaan akan melakukan aktivitas berskala besar, seperti akuisisi, merger, atau restrukturisasi, mereka perlu melalui proses due diligence terlebih dulu.
Proses ini merujuk pada pemeriksaan semua komponen bisnis yang ada di suatu perusahaan oleh konsultan hukum netral.
Menurut Cambridge Dictionary, due diligence diartikan sebagai proses pemeriksaan yang terperinci terhadap perusahaan dan catatan keuangannya. Biasanya akan dilakukan sebelum perusahaan ini terlibat dalam suatu perjanjian bisnis dengan pihak lain.
Posisinya sangat penting karena dapat mempengaruhi keputusan final. Pihak lain bisa memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan kerja sama setelah proses due diligence selesai, tergantung pada hasilnya.
Jika hasilnya baik, proses kerja sama bisa berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, bisa untuk akuisisi, melakukan investasi, merger, dan lain-lain. Namun, jika hasilnya jauh lebih buruk dari perkiraan, proses kerja sama ini bisa dihentikan. Sebab, hasilnya bisa menimbulkan kerugian besar.
Nah, mengantisipasi terjadinya masalah di kemudian hari, due diligence perlu diperhatikan secara serius.
Aman Sentosa Investigation Agency (ASIA) pun hadir mengantisipasi masalah ini. Sejak didirikan pada 2013, pihak ASIA melalui detektif swasta bernama "Detektif Jubun", ASIA kerap berkutat dengan kasus-kasus penipuan.
"Penipuan ini bisa dalam berbagai bentuk, salah satunya ketika para kliennya dijanjikan keuntungan tertentu," kata Detektif Jubun.
Namun hasilnya, bukan keuntungan yang mereka dapat, mereka malah rugi waktu dan finansial. Biasanya kasus ini terjadi karena perusahaan yang mengumbar janji ternyata problematik. Entah itu karena mereka punya terlalu banyak utang atau sering tersandung kasus-kasus hukum.
"Seringkali ketika hendak menjalin kerja sama, apa lagi ketika ingin mengakuisisi atau menyuntikkan dana, kenyataan tidak sesuai dengan apa yang dikatakan," kata Jubun sang detektif swasta ini.
Jubun menceritakan salah satu pengalamannya di lapangan. Pada saat itu, kliennya diajak menanamkan modal di sebuah perusahaan tambang. Pada awalnya, perusahaan ini terlihat meyakinkan. Mereka menjanjikan keuntungan yang secara logika masih masuk akal dan bisa dipercaya.
Bahkan, untuk meyakinkan sang klien, pihak perusahaan tambang mengajaknya untuk survey ke lokasi. Namun, ketika Detektif Jubun melakukan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata ada banyak masalah yang dia temukan.
"Ternyata, fakta di lapangan menunjukkan bahwa perizinan di perusahaan tambang tersebut akan berakhir sebentar lagi. Lebih parah lagi karena perizinan tersebut tidak bisa diperpanjang karena satu dan lain hal. Beberapa alasannya karena sedang menghadapi masalah hukum dan terlilit utang,” jelasnya.
Jadi, menurutnya proses due diligence sangat penting sebelum mengambil keputusan.
"Bayangkan jika kliennya melakukan deal kerja sama tanpa melakukan pemeriksaan. Secara tidak sadar, sang klien bisa kehilangan semua modal yang akan ditanamkan dan tersandung hal-hal problematik lainnya," pungkasnya.
"Jangan mudah percaya jika ada orang yang mengajak Anda berbisnis dan meminta Anda mengeluarkan modal, termasuk dalam bentuk uang. Sebab, kenyataan tidak selalu sesuai dengan harapan. Perhitungan di awal pasti selalu bagus, bicaranya juga bagus, tapi di akhir tidak seperti itu,” paparnya.
Berdasarkan pengalamannya, sang detektif mengatakan bahwa masalah selalu muncul ketika modal telah dikeluarkan. Karena itu, lihat keadaan perusahaan secara lebih menyeluruh terlebih dahulu sebelum yakin melakukan investasi, merger, akuisisi, dan lain-lain.
Caranya dengan due diligence
Tujuan due diligence yang lainnya adalah untuk memastikan bahwa profil perusahaan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini untuk meminimalisir kesalahan saat bertransaksi dan menghindari adanya potensi pelanggaran hukum yang mungkin terjadi.
Detektif Jubun Berikan Tips Saat Melakukan Due Diligence Berkaitan dengan due diligence, Detektif Jubun menggaris bawahi beberapa hal yang penting. Salah satunya adalah dengan melakukan tracking aset milik calon mitra, termasuk para pemegang saham dan jajaran direksi.
"Ini perlu untuk membaca kemampuan finansial mereka, sebab biasanya kecurangan terjadi karena masalah finansial. Ini juga penting untuk mengetahui apakah dewan direksi yang menjalankan perusahaan tersebut punya tanggung jawab atas keuangan mereka atau tidak,” jelas sang detektif.
Selain aset, ada beberapa komponen yang perlu diperiksa sebelum melakukan kerja sama, seperti kondisi finansial dan prospek bisnis perusahaan.
"Jangan lupa juga untuk melihat apakah mereka taat pajak atau tidak. Cek juga apakah mereka sedang terjerat kasus hukum atau tidak. Periksa juga perizinan, kontrak karyawan, dan hal-hal lain yang bersifat administratif," jelasnya.
Terlebih jika tujuannya adalah untuk merger atau akuisisi. Pada beberapa kasus, Anda juga perlu memeriksa dampak perusahaan terhadap lingkungan dan kehidupan sosial.
Caranya adalah dengan mengumpulkan dokumen dan data lain yang berkaitan dengan perusahaan. Ini termasuk laporan keuangan, dokumen legal, dan lain sebagainya.
Lalu, analisis isi dokumen dan lakukan fact check untuk memastikan bahwa dokumen tersebut valid.
"Jangan lupa untuk meninjau dan melakukan uji kelayakan pada komponen lain yang ada di perusahaan target. Jika ada kekurangan, segera evaluasi sebelum membuat keputusan final," tuntasnya.
"Jangan ragu juga untuk meminta bantuan pihak ketiga misalnya jasa detektif swasta agar proses due diligence terasa lebih netral dan bebas dari bias. Proses penyelidikan pun bisa lebih mendalam, sehingga hasil akhirnya bisa lebih memuaskan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement