Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) dalam Industri Asuransi: Jalan Menuju Masa Depan Industri yang Adil dan Berkelanjutan
Industri asuransi sedang mengalami perubahan besar seiring dengan meningkatnya tekanan untuk mengutamakan Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) dalam kebijakan, pemasaran, dan praktik perekrutannya.
Dorongan untuk DEI tidak hanya berasal dari tuntutan etis, tetapi juga dari ekspektasi konsumen yang terus berkembang serta kesadaran bahwa inklusivitas adalah bagian penting dari keberhasilan bisnis.
Pentingnya DEI dalam Industri Asuransi
Secara historis, produk dan praktik asuransi sering dikritik karena diduga memiliki bias sistemik, termasuk praktik penjaminan emisi yang diskriminatif dan strategi pemasaran yang mengecualikan atau mengabaikan kelompok yang kurang terwakili. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini bukan hanya berhubungan dengan kepatuhan terhadap standar regulasi, tetapi juga perlu adanya komitmen untuk membangun kepercayaan dan keadilan.
Dengan mengadopsi DEI, perusahaan asuransi dapat memperluas basis pelanggan, meningkatkan reputasi, dan menjangkau pasar baru. Selain itu, praktik perekrutan yang inklusif menghasilkan perspektif yang beragam, mendorong inovasi, dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
Baca Juga: 8 Perusahaan Asuransi dan 14 Dana Pensiun Disorot OJK, Kondisi Keuangan Jadi Perhatian
Produk Inklusif untuk Komunitas yang Kurang Terwakili
Menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan komunitas yang kurang terwakili adalah aspek penting dari DEI dalam bisnis asuransi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
- Menilai Kesenjangan Perlindungan: Perusahaan asuransi harus menganalisis dimana kebijakan tradisional gagal memenuhi kebutuhan kelompok yang terpinggirkan. Sebagai contoh, pasangan atau keluarga LGBTQ+ mungkin memerlukan opsi perlindungan yang mempertimbangkan aspek hukum dan keuangan yang unik.
- Mengatasi Keterjangkauan: Komunitas berpenghasilan rendah sering menghadapi hambatan dalam mengakses asuransi. Produk mikroasuransi dan rencana pembayaran fleksibel dapat membantu menjembatani kesenjangan ini.
- Memperhatikan Sensitivitas Budaya: Merancang kebijakan yang selaras dengan norma dan nilai budaya yang beragam memastikan inklusivitas yang lebih besar.
Pemasaran dengan Pendekatan Inklusif
Strategi pemasaran perlu mencerminkan keragaman masyarakat yang ada saat ini. Dengan kata lain perlu adanya upaya dalam menghindari stereotip dan memastikan representasi dalam kampanye pemasaran yang dilakukan. Pemasaran yang dipersonalisasi, yang didukung oleh wawasan data, juga dapat membantu perusahaan asuransi terhubung dengan audiens yang beragam secara bermakna.
Membangun Tenaga Kerja yang Beragam
Untuk benar-benar mewujudkan DEI, perusahaan asuransi harus introspektif dan membangun bakat yang beragam. Langkah-langkah utama yang dapat dilakukan adalah:
- Praktik Rekrutmen: Memperluas upaya perekrutan ke komunitas yang kurang terwakili dan bermitra dengan organisasi yang fokus pada keberagaman di tempat kerja.
- Representasi Kepemimpinan: Memastikan representasi yang beragam di posisi kepemimpinan, yang dapat menginspirasi pengambilan keputusan yang inklusif dan menjadi panutan bagi budaya organisasi.
- Pelatihan Karyawan: Memberikan pelatihan DEI secara berkelanjutan untuk membantu karyawan memahami bias yang tidak disadari dan menciptakan lingkungan yang inklusif.
Baca Juga: Bakal Dukung Inkopdit Bikin Perusahaan Asuransi, Menkop Punya Syarat
Peran Teknologi dalam Mendorong DEI
Kemajuan teknologi memainkan peran penting dalam mengurangi bias dan mendorong kesetaraan. Misalnya:
- AI dalam Penjaminan Emisi: Menggunakan AI untuk menghilangkan bias manusia dalam penilaian risiko, sambil memastikan algoritma transparan dan bebas dari input diskriminatif.
- Analitik Data: Memanfaatkan data untuk mengidentifikasi pasar yang kurang terlayani dan menciptakan solusi yang disesuaikan.
Tantangan dan Langkah ke Depan
Meskipun telah ada kemajuan, tantangan tetap ada. Resistensi terhadap perubahan, kurangnya metrik yang jelas untuk mengukur dampak DEI, dan risiko upaya yang bersifat simbolis dapat menghambat kemajuan yang berarti. Perusahaan asuransi harus memprioritaskan transparansi, menetapkan tujuan yang terukur, dan melakukan dialog berkelanjutan dengan pemangku kepentingan untuk memastikan akuntabilitas.
DEI dalam bisnis asuransi bukan hanya kewajiban moral; ini adalah keunggulan strategis di pasar yang terus berkembang. Dengan mengatasi ketidakadilan sistemik, merancang produk yang inklusif, dan membangun tempat kerja yang beragam, perusahaan asuransi dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan dan karyawan. Dengan demikian, mereka membuka jalan menuju masa depan industri yang lebih adil dan berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azuarini Diah P. M.M., CWMA (Wakil Ketua Umum KUPASI) dan Dr. Shine Pintor S. Patiro., S.T., M.M. (Dosen Magister Manajemen Universitas Terbuka)
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement