Melalui program Smart Fisheries Village (SFV), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengoptimalkan keberadaan lahan mangrove seluas 17,5 hektare di Kawasan Bulaksetra, Pangandara sebagai lokasi edukasi dan wisata (eduwisata).
Unit pelaksana teknis (UPT) Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal merupakan pihak yang menjalankan program SFV mangrove yang dikembangkan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP).
Baca Juga: Dorong UMKM Jadi Eksportir, Kemendag Ajak Manfaatkan Fasilitas Perluasan Pasar
“Sumber Daya Alam yang melimpah, sumber daya manusia yang tersedia, dan pendanaan untuk di elaborasi dalam proses bisnis, diharapkan menjadikan SFV Babakan sebagai kawasan eduwisata dengan penerapan teknologi informasi yang berkelanjutan," tutur Kepala BPPSDM KP I Nyoman Radiarta dalam siaran resmi KKP di Jakarta, dikutip Selasa (24/12).
SFV Babakan menjadi lokasi pemanfaatan aset yang di kembangan melalui kegiatan pembelajaran mengenai kelautan, konservasi, dan program mangrove asuh yang ditujukan agar masyarakat mau menanam mangrove dengan mengoptimalkan Teaching Factory (TEFA), sebagai lokasi percontohan untuk kegiatan penyuluhan, dan lokasi untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan melalui eduwisata konservasi mangrove.
Dalam rangkaian kegiatan peresmian SFV Babakan pada 17 Desember lalu, turut dilakukan penanaman cemara laut dan penanaman mangrove asuh berjenis bruguiera dan rhizophora apiculata, sebagai tanda bahwa kawasan eduwisata konservasi mangrove dapat dikunjungi masyarakat umum. Selain rhizophora apiculata juga terdapat jenis tanaman mangrove lainnya yang ada di kawasan tersebut, di antaranya avicennia alba, nypa fruticans, dan sonneratia alba.
Siap Tampung Wisatawan
Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, meskipun SFV Babakan baru diresmikan, namun SFV ini sudah beroperasi sejak bulan Agustus lalu.
"Sudah banyak kegiatan yang dilaksanakan di SFV Babakan dari bulan Agustus lalu meski baru saja diresmikan. Pembangunan track eduwisata konservasi mangrove sepanjang 90 meter juga sudah mencapai 90 persen, Lokasi ini sudah siap menerima pengunjung dan menjadi alternatif wisata dengan tarif yang terjangkau," jelas Lilly.
Terdapat berbagai fasilitas dan spot menarik untuk berfoto saat berkunjung di SFV Babakan berupa tempat pembibitan, tempat penanaman mangrove, dan dermaga kayak yang dilengkapi fasilitas tempat ibadah, toilet, dan kafe.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement