Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Rosan Perkasa Roeslani, menyebut jika Indonesia berpotensi besar menjadi negara dengan pengembangan mobil berbahan bakar methanol.
Hal tersebut dia ungkapkan tatkala mengunjungi pabrik dua raksasa mobil listrik di China, BYD dan Geely dalam rangka rencana pembangunan pabrik mereka di Indonesia.
Dalam lawatannya ke pabrik Geely, Rosan turut menyinggung perihal peluang pengembangan kendaraan berbahan bakar methanol. Pasalnya, Geely baru-baru ini telah mengumumkan bakal masuk ke pasar Indonesia dalam waktu dekat.
Menurut Rosan, pengembangan mobil berbahan bakar methanol di Indonesia cukup besar lantaran Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
"Kita tahu bahwa metanol itu salah satunya dapat dihasilkan dari sawit," ucap Rosan dalam keterangannya, Selasa (24/12/2024).
Dirinya juga menyinggung perihla komitmen investasi anyar yang bakal masuk ke Indonesia senilai 7,46 miliar USD yang berasal dari empat perusahaan tersebut.
Yang pertama, ucap dia, adalah investasi senilai 5 miliar USD oleh Hongshi Holding Group yang dilakukan secara bertahap dalam proyek pengembangan kawasan industri yang memproduksi bahan baku panel surya alias polisilikon, silicon, baterai beserta komponennya, serta PLTU yang berkapasitas 2 GW.
Investasi kedua dilakoni oleh produsen serat kaca atau fiberglass yakni Jushi Group. Rencananya, perusahaan tersebut menggelontorkan duit investasi untuk tahap awal senilai 1 miliar USD. Menurut Jushi, program pemerintah Indonesia yang ingin membangun lebih banyak perumahan sejalan dengan peluang peningkatan permintaan serat kaca sebagai alternatif atap rumah. Sehingga, perusahaan tersebut terbuka untuk berinvestasi di sektor lainnya, khususnya pertanian maupun energi baru.
Investasi ketiga berasal dari perusahaan yang merupakan bagian dari Zhink Group, yakni Wankai New Materials yang berkomitmen untuk menggelontorkan investasi senilai 1 miliar USD di sektor petrokimia. Khususnya produksi polietilena tereftalat (PET) yang nantinya bakal dilakukan dalam tiga tahap.
Terakhir, sebuah perusahaan di sektor perikanan, Zhuhai Hongwan Ocean Fisheries yang berencana untuk investasi senilai 460 juta dolar USD untuk pengembangan sektor perikanan di Indonesia bagian timur.
Tak hanya itu, delegasi Rosan juga sempat menyambangi salah satu perusahaan China yag memiliki sejumlah proyek smelter nikel di Indonesia, Huayou Holding Group. Rosan dalam pertemuan tersebut meminta agar perusahaan itu segera membangun pusat penelitian dan pengembangan (litbang) di Indonesia.
Terkait bahasan potensi investasi yang meluas di sektor sumber daya angin lepas pantai, pihaknya juga menggelar pertemuan dengan China Energy Engineering Corporation (CEEC).
Lebih lanjut, delegasi Rosan juga melangsungkan pertemuan dengan raksasa badan usaha China, CITIC, guna mendiskusikan peluang kerja sama di berbagai program pemerintah, termasuk di sektor perumahan, pangan, dan ketahanan energi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement