Ditopang Kuatnya Ekonomi, Aroma Ditahannya Suku Bunga Kerek Dolar AS
Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) menguat pada penutupan perdagangan di Selasa (7/1). Data ekonomi terbaru menguatkan ekspektasi suku bunga tinggi akan dipertahankan oleh Federal Reserve (The Fed).
Dilansir Rabu (8/1), indeks dolar tercatat menguat 0,2% ke 108,55. Pasar tengah optimis dengan perekonomian domestik menyusul stabilnya pasar tenaga kerja serta sektor jasa yang solid di AS.
Baca Juga: Saham Bergerak Tak Wajar, Prasidha Aneka (PSDN) Bilang Begini ke BEI
Laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) menunjukkan lowongan pekerjaan naik 259.000 menjadi 8,098 juta di November 2024. Meskipun begitu, data ini diikuti oleh data perekrutan yang turun sebanyak 125.000 menjadi 5,269 juta.
Purchasing Managers Index (PMI) Sektor Non-Manufaktur Institute of Supply Management (ISM) juga naik menjadi 54,1 di Desember 2024. Hal ini menandakan pertumbuhan dalam sektor jasa yang lebih cepat dari perkiraan.
Data ekonomi ini memicu prediksi bahwa bank sentral hanya akan memangkas suku bunga sekali di 2025. Adapun pemangkasan ini diperkirakan akan terjadi di Juli.
“Kesehatan pasar tenaga kerja sangat penting untuk ekspektasi kebijakan dari bank sentral tahun ini,” ungkap Trader FX Monex USA, Helen Given.
Investor kini menantikan laporan non-farm payrolls yang diperkirakan menunjukkan tambahan 160.000 pekerjaan di Desember 2024. Ekspektasi ini jauh lebih rendah dari capaian sebelumnya di November 2024.
Baca Juga: Optimisme Hancur, Wall Street Anjlok Usai Munculnya Data Ekonomi Terbaru di AS
Selain itu, pasar juga menantikan kepastian soal kebijakan tarif impor yang digadang-gadang akan diterapkan oleh Donald Trump. Pasar tengah mengantisipasi tarif terbatas pada mitra dagang utama dimana hal tersebut dapat mengurangi ekspektasi inflasi dan menopang dolar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement